RI Nggak Siap Hadapi Pasar Bebas ASEAN

Struktur Industri dan Perdagangan Memble

Senin, 09 Maret 2015, 08:49 WIB
RI Nggak Siap Hadapi Pasar Bebas ASEAN
ASEAN Economic Community (AEC)
rmol news logo Pemerintah dinilai belum siap untuk menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) pada akhir tahun ini. Indonesia dinilai hanya akan menjadi pasar negara ASEAN lainnya.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan, pemerintah tidak mempunyai grand de­sign untuk mempersiapkan diri menghadapi persaingan dagang dengan negara-negara ASEAN. Dengan berlakunya pasar bebas ASEANakhir tahun ini, Indo­nesia hanya akan menjadi pasar bagi negara-negara ASEAN.

"Artinya, pasar kita akan habis karena tidak siap menghadapi serangan produk-produk mu­rah buatan Thailand, Vietnam, maupun Malaysia dan negara lainnya," katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut dia, saat pasar bebas ASEAN belum berlaku saja, Indonesia sudah mengalami de­fisit perdagangan dengan negara ASEAN lainnya. Apalagi nanti jika sudah dibuka selebar-lebarnya. "Bukan saja defisit nera­ca perdagangan makin melebar, tapi indikator lainnya juga akan menjadi buruk," jelasnya.

Sebenarnya, kata dia, jika pemerintah punya kemauan untuk lebih siap menghadapi liberalisasi, bisa dikebut dari sekarang. "Tetapi kemauan saja tidak cukup mengubah, harus ada aksi nyata juga," katanya.

Hal senada disampaikan pengamat ekonomi dari Universi­tas Gadjah Mada (UGM) Akhmad Akbar Susamto. Dia menilai, Indonesia belum sepenuhnya siap menghadapi pasar bebas ASEAN karena struktur industri dan perda­gangannya belum siap.

"Struktur industri dan perda­gangan Indonesia belum men­dukung ikut dalam pasar bebas ASEAN. Terbukti, daya saing Indonesia hanya menempati urutan 47 dari 50 negara dengan perekonomian terbesar di dunia, sementara Malaysia berada di peringkat 29, Thailand 34, dan Vietnam 41," katanya.

Dia menambahkan, dengan performa daya saing yang ren­dah, sulit bagi Indonesia un­tuk menghadapi pasar bebas ASEAN.

"Apalagi pemerintah selama ini mengabaikan sektor produk­tif," tegas Ahmad. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA