Dalam kicauan di akun twitter dan ditulis ulang di akun facebook-nya dinihari tadi, SBY mengakui bahwa dirinya tetap mengikuti perkembangan situasi di tanah air, termasuk terjadinya gejolak ekonomi akibat jatuhnya nilai rupiah akhir-akhir ini.
Begitu juga mencermati perbincangan masyarakat terhadap persoalan ekonomi terkini, termasuk sejumlah pernyaatan pihak pemerintah. Dalam hal inilah SBY geram. Baca juga:
Sayangnya, Menteri-menteri Jokowi Sibuk Menyalahkan Orang Lain..."Memang yang paling mudah adalah mencari 'kambing hitam', atau harus ada pihak yang disalahkan, terutama terkait jatuhnya rupiah kita," ungkap SBY.
Ia menyinggung seorang pejabat pemerintah yang menuding bahwa kejatuhan ekonomi nasional ini akibat kebijakan pemerintahannya yang salah.
"Atas tudingan ini, saya minta kepada siapapun yang bersama saya 10 tahun di pemerintahan harap bersabar. Tak perlu ikut menuding kesana kemari. Menyalahkah orang lain tak akan menyelesaikan persoalan. Itulah pelajaran yang saya petik selama dulu memimpin negeri ini," katanya.
Karena itulah SBY mengenang kembali jasa para Menteri, Gubernur, ekonom, pebisnis dan pihak lain, yang amat sering bersamanya mengatasi persoalan ekonomi di 10 tahun masa jabatannya. Semua itu, aku SBY, tak akan dilupakannya.
"Termasuk kebersamaan kita, siang dan malam mengatasi gejolak minyak dunia tahun 2005 dan 2008, dan mengatasi krisis global tahun 2008 dan 2009. Atas keputusan, kebijakan dan tindakan yang kita lakukan, tanpa menyalahkan orang lain, Alhamdulillah kita bisa selamatkan ekonomi kita," tegasnya.
Kepada para pihak itu SBY mengucapkan terima kasih dan mengimbau untuk tetap bersabar jika apa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh pada masa lalu, kini dengan mudah disalahkan.
"Jika ada yang salah dengan kebijakan pemerintahan SBY, semua itu tanggung jawab saya. Saya tak akan pernah menyalahkan yang lain," tulis SBY.
"Biarlah Tuhan dan rakyat yang menilai, apa yang kita lakukan dan ikhtiarkan untuk mengatasi persoalan bangsa di masa pemerintahan saya dulu. Prinsip kepemimpinan yang saya anut -pantang menyalahkan baik pendahulu maupun pengganti saya. Tabiat menyalahkan tak baik dan tak arif," sindir SBY.
"Saya juga tak suka menyalahkan pendahulu. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur dan Ibu Megawati, semua ingin berbuat yang terbaik untuk rakyatnya," tambah dia.
Dalam situasi yang memburuk ini, lanjut SBY, pemerintah dan rakyat tidak boleh saling menyalahkan apalagi mencari kambing hitam. Selain tak etis, yang terpenting adalah solusi.
Terkait pernyataan SBY ini, publik teringat pada pernyataan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, terkait nilai tukar rupiah yang sempat anjlok menyentuh level Rp 12.661.
Sofyan mengatakan, melemahnya nilai rupiah adalah akibat kebijakan yang tidak dilakukan atau dilakukan pemerintahan masa lalu. Hal itu dikatakan Djalil di Kantor Wapres, Jakarta, pada Senin (15/12).
[ald]
BERITA TERKAIT: