Pengamat Pasar Modal, Hasan Zein Mahmud, meminta J Resources untuk melaporkan laporan keuangannya dengan benar. Pasalnya, banyak "keajaiban" pergerakan saham milik J Resources.
"Harga emas dalam empat tahun terakhir mengalami penurunan. Dengan begitu, saham perusahaan emas kan juga turun," kata Hasan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (9/12).
Namun, lanjut dia, pada Oktober tahun ini pergerakan saham J Resources mengalami kenaikan. Padahal, komposisi kepemilikan saham lebih didominasi J Resources yaitu 5,4 persen dimiliki publik, sementara sisanya 94,6 persen dimiliki J Resources Mining Limited.
"Pemegang sahamnya kan cuma 5 persenan dari publik, kok bisa naik? Harusnya sahamnya itu jadi saham tidur. Lantaran, hanya menjual 5 persen ke publik. Ini berarti ada sesuatu yang aneh, biasanya saham tidur itu 'digoreng'," kata Hasan.
Menurut dia, perseroan yang sudah melakukan keterbukaan di publik wajar mengalami kerugian. Untuk itu, dia meminta perseroan mengeluarkan laporan keuangan yang benar.
"Jangan sampai infonya merugikan investor. Tujuan saya itu cuma meminta perusahaan itu mempublikasikan laporan keuangannya yang benar," terangnya.
Pada akhir tahun buku 2013, aset PSAB bernilai sekitar US$ 805 juta. Dari nilai tersebut, 68 persen bersumber dari utang, sebesar US$ 546 juta. Selama 5 tahun belakangan dari 2009-2013, PSAB hanya satu kali mencatat laba operasi, yaitu tahun 2012, dengan laba sekitar US$ 37 juta dengan ROA kurang dari 5 persen. Selama tahun buku 2013 perusahaan menderita kerugian operasi sebesar US$ 29 juta.
Perusahaan ini berdiri tahun 2002 dengan nama PT. Pelita Sejahtera Abadi (dari situ kode PSAB berasal) dan menjadi perusahaaan publik setahun kemudian. Berganti nama menjadi PT. J Resources Asia Pacific pada 2011 setelah mengambil alih 98,9 persen saham J Resources Nusantara (JRN).
Pada saat harga emas mencapai titik terrendah Oktober 2013, saham saham perusahaan emas seperti Lionggold Resources, Blumont Group dan Asiason Capital mengalami penurunan hampir 90 persen, harga saham PSAB justru mengalami kenaikan, mencapai Rp 4.000.
[ald]
BERITA TERKAIT: