Hal tersebut disampaikan SaÂleh saat serah terima jabatan menÂteri perindustrian dari MS HiÂdayat di Kantor Kementerian PerÂidustrian, Jakarta, kemarin. Acara dimulai sekitar pukul 10.15 WIB hingga pukul 11.WIB.
Hadir di acara itu Ketua Umum Kamar DaÂgang dan Industri (KaÂdin) SurÂyo Bambang Sulisto dan beÂbeÂrapa asosiasi pengusaha.
“Jika ada ruangan kosong, siÂlakan dibuat ruangan untuk peÂngusaha supaya bisa sering keÂtemu dan industri dalam negeri jadi tuan sendiri,†ujar Saleh.
Menurut dia, dengan perÂtumÂbuhan industri yang tinggi akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja baru dan pertumbuhan ekoÂnomi. Karena itu, lanjutnya, piÂhakÂnya akan memangkas biÂroÂkrasi yang mempersulit dunia usaha.
Ditanya program 100 harinya, politisi Partai Hanura itu bilang, pihaknya belum bisa meÂmaÂparÂkan karena harus rapat koÂordinasi terÂlebih dahulu deÂngan Menko PerÂekonomian SofÂjan Djalil.
Saleh mengatakan, Presiden Jokowi meminta para menterinya untuk melakÂsanakan program-program yang sudah dibuatnya.
Dia terus mengelak dan coba menghindari pertanyaan warÂtaÂwan terkait program barunya. NaÂmun setelah terus diberondong perÂÂtaÂnyaan, akhirnya Saleh meÂnyerah. Dia pun meÂngaÂtakan, ada beberapa program yang akan diÂlakukannya. ProÂgram tersebut antara lain hiÂlirisasi industri dan hilirisasi produk pertanian.
Selain itu, pemerintah juga menargetkan mengembangkan minimal 10 kawasan industri baÂru di luar pulau Jawa.
Bekas Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan oleh menteri baru. Salah satunya adalah meÂningÂkatÂkan pertumbuhan industri.
Bekas Wakil Menteri PerinÂdusÂtrian Alex Retraubun mengaÂtaÂkan, pekerjaan menteri perinÂdusÂtrian sangat berat, yaitu meÂnguÂrangi impor bahan baku dan peÂnoÂlong.
“Saat ini pertumbuhan indusÂtri tinggi, tapi impor bahan bakunya ikut naik,†timpal Alex. ***