Ditunggu, Aksi Nyata Menteri ESDM Baru Sikat Mafia Migas

Bayangan Krisis Energi Menyebabkan Tekanan Di APBN

Selasa, 28 Oktober 2014, 09:54 WIB
Ditunggu, Aksi Nyata Menteri ESDM Baru Sikat Mafia Migas
Sudirman Said
rmol news logo Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said diminta untuk segera membenahi sektor energi. Apalagi, Indonesia saat ini berada di ambang ancaman krisis energi.

Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto mengatakan, Menteri ESDM yang baru harus bisa berlari kencang untuk mela­kukan pembenahan di sektor energi dan mineral. Menurut dia, saat ini Indonesia sedang meng­alami ancaman krisis energi.

“Ini bisa dilihat produksi mi­nyak dalam negeri terus menu­run. Sementara impor BBM terus me­lonjak,” ujarnya kepada Rak­yat Merdeka di Jakarta, kemarin.

Dikatakan, tingginya impor BBM ini juga berdampak pada ekonomi makro, yaitu rontoknya kurs rupiah terhadap dolar AS.

Karena itu, menurut dia, yang harus dilakukan Menteri ESDM baru yakni me­ning­katkan pro­duksi minyak da­lam negeri dan mengurangi keter­gantungan im­por BBM. Salah satunya, dengan menekan alokasi subsidi BBM.

Di sektor mineral, menurut Dito, Menteri ESDM baru bisa mengebut penyelesaian rene­go­siasi kontrak karya per­tam­ba­ngan yang belum selesai dila­kukan pemerintahan SBY.

Selain itu, izin-izin usaha per­tambangan ilegal dan ber­masalah juga harus ditin­dak supaya tidak ada kebo­coran pene­rimaan nega­ra. “Program pabrik pemur­nian (smelter) harus dikebut juga,” lanjutnya.

Sedangkan untuk sektor listrik, politisi Golkar itu mengingatkan Menteri ESDM untuk mengu­ra­ngi ketergantungan pembangkit menggunakan BBM. Selain itu, dia bilang, biaya produksi listrik dan subsidi listrik perlu ditekan.

“Menteri ESDM harus bisa ber­lari cepat dan melakukan te­ro­bosan baru guna mengantisipasi an­caman krisis energi,” tukasnya.

Hal senada disampaikan  Di­rektur Eksekutif Indonesian Re­sources Studies (IRESS) Mar­wan Batubara. Dia meng­ingat­kan, tan­tangan terberat Sudirman Said sebagai Menteri ESDM adalah ancaman krisis energi.

“Sekarang ini bisa dibilang kita mengalami krisis energi yang me­nyebabkan triple defisit. Antara lain, defi­sit neraca perdagangan, defisit ne­raca pembiayaan, serta defisit ne­raca transaksi berjalan,” beber Marwan.

Karena itu, dia menyebut pro­gram utama Su­dirman adalah me­ngurangi dampak negatif sub­sidi BBM dengan mening­katkan baur­an energi.

“Misalnya kalau saat ini energi baru terbarukan (EBT) baru 6 per­sen, bagaimana nanti di akhir pe­merintahan menjadi 15 persen. Mi­­salnya dengan menaik­kan kom­posisi gas,” kata dia.

Konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) sudah dicanangkan berulang-ulang, dari 2006, 2011, dan akhir tahun lalu. Namun, ka­ta Marwan, yang dibu­tuh­kan ke de­pan bukan sekadar pen­ca­nangan.  

“Kita harapkan ada blue print untuk program konversi lima tahun ke depan seperti apa,” katanya

“Yang tak kalah pentingnya, ditunggu aksi Menteri ESDM yang baru menindak para mafia migas dan tambang yang selama ini meru­gikan negara,” ujarnya.

Pengamat BUMN Said Didu berharap, masuknya Sudirman ke pos strategis ESDM bisa mela­kukan perbaikan di sektor ter­se­but. Diharapkan, Sudirman bisa menjaga integritasnya dan tidak terseret permainan mafia energi.

Menurutnya, tantangan bagi Sudirman sebagai junior di sektor migas sangat besar. Apalagi, ham­pir dari setengah Anggaran Pen­dapatan dan Belanja Negara (APBN) ada di ESDM.

 â€œSaya ya­kin beliau bakal di­ganggu, dari orang-orang yang selama ini me­nikmati bisnis mi­gas, tam­bang, dengan cara-cara yang tidak sehat,” ujarnya.

Kendati begitu, dia tidak mau merinci siapa pihak-paihak yang menikmati bisnis migas ter­sebut.

Transparan & Akuntabel

Menteri ESDM baru Sudirman Said mengatakan, dirinya akan me­nge­lola ESDM secara transpa­ran dan akuntabel.

“Ini kunci pem­bangu­nan ke­men­terian di era mo­dern. De­ngan menghadirkan dua hal ter­sebut kementerian akan hadir se­cara langsung di masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya, kepercayaan pub­lik pada Kementerian ESDM me­rupakan hal penting yang harus terus dibangun.  “Saya me­nyadari sepenuhnya ini bukan tu­gas ri­ngan. Kita harus bersiap meng­hadapi kri­sis energi,” katanya.

Selain itu, dia berharap, semua pihak dapat bekerja bersama-sama untuk menciptakan kepe­r­ca­yaan publik pada Kementerian ESDM

Untuk diketahui, Sudirman sebelumnya dikenal sebagai pe­giat anti korupsi sejak dekade 90-an. Ia mengawali langkah gerak­an anti rasuah dengan men­dirikan Masyarakat Transparansi Indone­sia (MTI).  Dia juga per­nah men­jadi Direktur Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina. Terakhir, dia menjabat sebagai Dirut PT Pindad. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA