Kurangi Kemiskinan, Perhatikan Kesejahteraan Daerah Terpencil

Jumat, 22 Agustus 2014, 09:38 WIB
Kurangi Kemiskinan, Perhatikan Kesejahteraan Daerah Terpencil
ilustrasi
rmol news logo Pemerintah perlu berusaha lebih keras lagi untuk menekan angka kemiskinan di Indonesia. Soalnya, masih banyak daerah terpencil yang belum mendapat bantuan kemiskinan.

“Kita sekarang menghadapi kemiskinan di area terpencil. Tantangannya lebih tinggi se­hingga butuh usaha lebih besar,” ujar Asisten Koodinator Ke­lom­pok Kerja Tim Nasional Per­ce­patan Penanggulangan Kemis­ki­nan (TNP2K) Ari Per­dana di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, tingkat ke­mis­kinan di Indonesia me­mang menurun, tetapi penu­ru­nannya semakin melambat. Oleh karena itu, tantangan pem­berantasan kemiskinan di Indonesia semakin meningkat.

“Usaha yang lebih tinggi di­butuhkan untuk meng­ha­puskan kemiskinan dari Ind­o­nesia,” tuturnya.

Menurut Ari, kemiskinan di Indonesia menjadi fenomena yang kerap muncul di pedesaan. Hal itu menjadikan kemiskinan semakin sulit dibe­rantas karena Indonesia ber­ben­tuk kepulauan. “Banyak da­erah  terpencil yang su­lit men­dapat bantuan,” ucapnya.

Ari mengemukakan, Indonesia membutuhkan pendekatan yang komprehensif dalam upaya me­nanggulangi kemiskinan. Pen­dekatan itu dimaksudkan agar setiap daerah men­da­pat­kan ban­tuan penanggulangan kemiskinan yang merata.

Dalam lima tahun terakhir, pemerintah telah berhasil me­ngentaskan 4,25 juta penduduk dari kemiskinan dengan ban­tuan sosial, seperti Bantuan Sis­wa Miskin (BSM), beras un­tuk mis­kin (raskin), Program Na­sional Pem­berdayaan Ma­sya­rakat (PNPM) dan kredit usaha rakyat (KUR).

Bantuan sosial tersebut me­mang telah meningkatkan kon­sumsi mayarakat miskin. Na­mun, pengentasan kemis­kinan ma­sih menemui be­be­rapa kendala.
Ari mengungkapkan, tan­ta­ngan yang utama yakni semakin meningkatnya kebu­tuhan hidup masyarakat.

Masyarakat yang masih hi­dup di bawah garis kemiskinan, lanjut dia, membutuhkan pe­kerjaan yang layak. Ironisnya, pro­gram yang menyediakan ak­ses pendapatan bagi masya­rakat miskin ternyata belum berkembang.

Peneliti Kebijakan Publik Prakarsa Ah Maftuchan menilai, masa Pemerintahan SBY gagal menggenjot kesejahteraan rakyat terutama di daerah pedesaan.

“Kegagalan SBY khu­susnya soal upaya mengurangi angka ke­mis­kinan,” timpalnya.

Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufrie mengatakan, untuk me­nangani masalah sosial dan kemiskinan di Indonesia, pi­haknya menggandeng orga­ni­sasi massa (Ormas) dan Badan Ekse­kutif Mahasiswa (BEM).

“Permasalahan sosial dalam hitungan statistik masih tinggi, ditambah tipologi masalahnya sangat berbeda satu dengan lain­nya sehingga mem­bu­tuh­kan stra­tegi dan waktu untuk me­nye­le­saikannya,“ katanya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA