Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengatakan, pemanfaatan angkutan laut untuk mengurangi volume lalulintas penyeberangan Jakarta-Palembang, maupun volume lalulintas jalan dan kereta api untuk Jakarta-Semarang atau Jakarta-Surabaya.
“Dalam beberapa tahun terakhir, pilot project pemanfaatan angkutan laut untuk kebutuhan mudik Lebaran belum digarap serius. Padahal biaya angkutan laut penumpang yang kompetitif seharusnya menjadi bagian penting dari strategi untuk mengurangi volume lalulintas,†kata Danang saat diskusi publik Evaluasi Mudik Lebaran 2014 di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, prospek penggunaan angkutan laut yang nyaman selama ini terkendala oleh penanganan yang tidak profesional. Akibatnya, masyarakat menyampaikan keluhan secara masif, sehingga kredibilitas angkutan laut mengalami penurunan signifikan.
“PT Pelni sebagai armada nasional milik pemerintah dapat memainkan peran katalis yang dominan pada masa mendatang,†ujarnya.
Dia meyakini, pelayanan angkutan door to door, penggunaan tiket terusan hingga lokasi akhir akan memberikan dorongan besar bagi pemanfaatan angkutan laut.
Sedangkan keberlanjutan angkutan laut untuk Lebaran dapat dijamin apabila tarif yang murah itu diikuti dengan pelayanan berdasarkan rantai pasok (supply chain) dari tempat asal hingga tujuan akhir.
“Pelayanan yang profesional pada gilirannya akan memberikan kepastian jumlah penumpang untuk mendukung keperluan komersial perusahaan pelayaran,†jelasnya.
Danang mengatakan, terjadinya peningkatan pemanfaatan angkutan laut tidak terlepas dari korban meninggal akibat kecelakaan lalulintas yang masih tinggi.
Pada periode mudik Lebaran 2014, korban meninggal mencapai 515 orang dari 3.815 kejadian kecelakaan. Jumlahnya memang lebih sedikit jika dibanding 2013 yang mencapai 719 orang dan 2012 dengan jumlah 908 orang.
Selain mendorong peningkatan pemanfaatan angkutan laut, Danang juga menyebut beberapa kebijakan inovatif lain yang patut diterapkan. Diantaranya, mengekstensifkan pemanfaatan angkutan kereta api dengan koneksi angkutan jalan.
Terkait itu, dia mengingatkan, kereta api bukanlah moda transportasi yang bersifat door to door. Sebab, masyarakat pengguna masih memerlukan moda lain untuk menuju stasiun serta dari stasiun tujuan ke lokasi mudik akhir mereka.
Kebijakan inovatif lain adalah memobilisasi armada bus luar Jawa untuk membantu peningkatan kualitas pelayanan angkutan bus pada koridor mudik.
Caranya, memberikan izin trayek sementara bagi bus-bus luar Jawa untuk dapat beroperasi di koridor mudik.
Menko Perekonomian Chairul Tanjung sebelumnya mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaran kegiatan mudik 2014 ada beberapa masalah teknis yang disoroti. Beberapa masalah yang wajib dibenahi adalah infrastruktur.
Dia mencontohkan kapasitas penumpang di Pelabuhan Bakauheni, Lampung dan Pelabuhan Merak, Banten harus ditambah agar kegiatan arus mudik dan balik Lebaran via kapal laut berjalan lancar.
Kemudian hal lainnya adalah penumpukan arus lalulintas terutama di Simpang Jomin, Cikampek. Cara alternatif yang bisa dilakukan adalah mengoperasikan jalan tol Cikampek-Palimanan. ***