DPR & Pengusaha Dorong KPPU Selidiki Monopoli Ayam Potong

Rabu, 06 Agustus 2014, 09:54 WIB
DPR & Pengusaha Dorong KPPU Selidiki Monopoli Ayam Potong
ilustrasi
rmol news logo Pemerintah diminta untuk menindaklanjuti soal dugaan permainan monopoli dalam penjualan ayam potong di Indonesia.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Subagyo mengatakan, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) harus menyelidiki terkait adanya dugaan monopoli harga ayam potong yang menyebabkan harganya melonjak.

“Harus diselidiki soal dugaan itu. Jangan sampai rakyat dirugikan,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Kepala Humas KPPU Muhammad Reza mengaku, pihaknya terus melakukan pengumpulan data-data dan informasi seputar dugaan adanya monopoli pasar dari penjualan ayam di Indonesia.

Reza mengatakan, berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan pihaknya ditemukan terdapat rata-rata empat lapis yang harus dilalui ayam potong sehingga sampai ke tangan konsumen. “Sampai saat ini, KPPU masih terus mengumpulkan bukti dan keterangan,” ujarnya.

Menurutnya, KPPU telah menemukan ada empat level yang harus dilalui ayam potong sebelum sampai ke tangan konsumen. Dia menjelaskan, pada lapis pertama adalah peternak. Peternak ini termasuk industri atau peternak besar.

Lapis kedua adalah pengepul, kemudian lapis ke tiga adalah rumah potong hewan, lapis ke empat yakni pedagang ayam dan setelah itu baru sampai ke konsumen.

Dengan banyaknya jenjang yang dilalui ayam potong ini membuat harga ayam di pasaran melonjak tajam. Dimana harga rata-rata ayam potong di tingkat konsumen mencapi Rp 31.000 per ekor.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Franky Sibarani mempersilakan, KPPU melakukan penyelidikan mengenai peran broker yang menyebabkan harga daging ayam.

Menurutnya, jika memang ditemukan kejanggalan dan membutuhkan tindakan hukum maka KPPU boleh saja melakukan penyidikan.

“Namun jangan sampai penyelidikan itu  mengganggu jalur distribusi yang ada selama ini. Yang penting bagaimana mengamankan pasokan distribusi,” katanya.

Menurutnya, selama ini broker berperan sebagai jembatan antara peternak dan pasar. Menurut dia, banyak peternak perorangan yang butuh bantuan untuk menjual ke pasar.

Komisi IV DPR M. Romahurmuziy juga curiga dengan mahalnya harga daging ayam karena ada permainan pasokan daging ayam di tingkat distributor. “Kita dari Komisi IV DPR menduga ada spekulasi dan penimbunan,” kata Romi.

Kecurigaan Romi beralasan. Pasalnya saat ini Indonesia sudah swasembada ayam. “Jadi kenaikan harga daging ayam bukan karena pasokan (kurang) tapi masalahnya di distribusi,” katanya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA