Pengusaha Bordir Sesalkan Kenaikan TDL

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 05 Juli 2014, 12:18 WIB
Pengusaha Bordir Sesalkan Kenaikan TDL
ilustrasi
rmol news logo Per 1 Juli 2014 kemarin, pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) untuk perusahaan besar yang menggunakan daya 1300 watt, 2200 watt, 3500 watt, dan 5500 watt.

Kenaikan itu disesalkan pengusaha bordir yang tergabung dalam gabungan pengusaha bordir Tasikmalaya (Gapebta).

Tasikmalaya ada salah satu kota sentra bordir terbesar di Indonesia. Dalam produksinya sudah menggunakan mesin produksi komputerisasi, yang notabene menggunakan daya listrik di atas 2200 watt.

Kenaikan TDL ini sangat berdampak, karena mereka harus menambah anggaran biaya listrik yang akan mempengaruhi pada biaya operasional produksi dan berujung pada harga jual produk.

“Tapi untuk saat ini belum terasa. Menghadapi puasa dan Lebaran orderan cukup ramai, sehingga pengusaha lebih konsen pada produksi.” ujar Asep Ridwan, Ketua Gapebta (Sabtu, 5/7).

"Pengusaha diharuskan mencari efisiensi lain, karena pengolahan baku sangat tergantung dengan tarif listrik, harga minyak, dan transportasi, oleh karena itu jika bahan baku diefisienkan akan tetap bisa menekan ongkos produksi,” terangnya.

Lanjut Asep, Gapebta yang beranggotakan 800 orang pengusaha bordir dari Tasikmalaya, Garut dan Bandung ini mengingatkan, pemerintah seharusnya mendengar masukan dari para pengusaha sebelum menaikan TDL. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA