PLN & Freeport Jadi Biang Kerok Setoran Dividen BUMN Melorot

Jumat, 11 April 2014, 09:43 WIB
PLN & Freeport Jadi Biang Kerok Setoran Dividen BUMN Melorot
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
rmol news logo Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana menurunkan target dividen perusahaan pelat merah 2013. Hal ini disebabkan PT Freeport Indonesia yang belum setor dan PT PLN (Persero) yang masih rugi. Kedua perusahaan ini disinyalir jadi biang kerok turunnya setoran dividen BUMN.

Wakil Menteri BUMN Mahmuddin Yasin berencana menurunkan setoran dividen tahun buku 2013 dari target Rp 40 triliun jadi Rp 37,5-38,5 triliun
“PLN karena kurs jadinya rugi. Freeport sudah beberapa tahun lalu tidak setor dividen dan yang lain juga butuh investasi,” kata Yasin di Jakarta, kemarin.

Dia menyebutkan,  penurunan penyetoran dividen tahun buku 2013 karena kinerja keuangan dua perusahaan, PLN dan Freeport Indonesia tidak mencapai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2013.

Karena itu, pihaknya akan mengajukan penurunan penyetoran dividen BUMN kepada Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan. “Nanti ada APBN perubahan, dalam APBN 2014 dividen ditargetkan Rp 40 triliun,” ungkapnya.

Yasin mengatakan, hingga saat ini masih sekitar 20-30 BUMN yang belum menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dia mendorong dalam pekan ini seluruh perusahaan segera melakukan RUPS.

Jika seluruh BUMN telah melakukan RUPS, maka dapat terlihat rencana penurunan dividen dapat berubah atau tidak. “Kalau sudah RUPS mereka, baru kita tahu rencananya. Saya harap pekan ini semua sudah RUPS,” pungkasnya.

Untuk diketahui, pada tahun buku 2013, laba BUMN tercatat Rp 150,7 triliun, di mana pencapaian tersebut lebih tinggi jika dibanding pencapaian laba dari tahun sebelumnya Rp 150 triliun.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang Brojonegoro mengatakan, pihaknya akan segera mencari cara menutupi kekurangan setoran dividen tersebut.

“Artinya, pengeluaran dikurangi Rp 3 triliun atau dicari sumber penerimaan lain yang bisa Rp 3 triliun,” kata dia, kemarin.

Menurutnya, langkah penambahan dividen sulit dilakukan karena kebanyakan BUMN telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan semuanya sudah menentukan dividennya dalam RUPS.

“Kita harus realistis dong. Kalau mau tambah kan masalahnya sebagian besar perusahaan sudah menentukan dividennya dalam RUPS. Sebagian besar sudah RUPS sampai Juni ini,” katanya.

Dia mengatakan, usulan pengurangan setoran dividen akan ditampung dalam pengajuan Rancangan APBN Perubahan 2014. Pemerintah menyadari kesulitan perusahaan negara menghimpun laba tinggi di tengah penurunan kinerja.

Dengan berkurangnya target setoran dividen, ditambah pemangkasan target penerimaan pajak, sedangkan belanja subsidi energi membengkak, maka defisit anggaran berpotensi melebar dari rencana 1,69 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA