“Tidak ada kerusakan apapun terhadap fasilitas produksi unit bisnis pertambangan (UBP) emas akibat musibah ini,†jelas Direktur Utama Antam Tato Miraza.
Musibah tanah longsor terjadi di lokasi bangunan bekas sarana pendidikan dan pelatihan (diklat) UBP Emas di Desa Bantar Karet, Kecamatan Naggung, Bogor, Jawa Barat.
Lokasi kejadian longsor tersebut berada di luar area operasional dan rencananya akan dibongkar dan direklamasi. Bangunan bekas diklat tersebut sering dimanfaatkan serta dikelola oleh beberapa perusahaan kontraktor UBP emas yang membutuhkan tempat sementara.
Penyebab tanah longsor dipicu oleh adanya fenomena alam berupa cuaca ekstrem dengan curah hujan di atas 130 mm yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini di wilayah tersebut, melebihi hujan rata-rata di kisaran 70 mm per hari.
Sebelumnya, Antam mengandalkan pendanaan dari pinjaman pihak ketiga dan penerbitan obligasi untuk ekspansi. Perseroan berencana menambah dan meningkatkan fasilitas pengolahan dan permurnian mineralnya.
“Perseroan juga tengah menjajaki pendanaan melalui Export Credit Agency (ECA) juga menjalin kerja sama strategis dengan pihak ketiga dengan skim build transfer atau join venture partnership,†jelas Tato.
Perseroan sekarang telah memiliki pabrik (smelter) untuk pengolahan dan permurnian. Untuk nikel, perseroan memiliki tiga unit pabrik pengolahan bijih nikel menjadi feronikel berkapasitas 18.000-20.000 ton nikel dalam feronikel (tni) per tahun di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. ***