Dalam sidak itu, Hatta ditemani Menteri Pertanian Suswono, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin dan Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso.
Hatta dan rombongan tiba di lokasi sekitar pukul 13.30 WIB. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu langsung mendatangi toko beras milik Ayong. Tanpa basa-basi, dia langsung menanyakan pasokan beras kepada pemiliknya. “Bagaimana pasokan beras?†tanya Hatta.
Ayong, sang pemilik toko menjawab, pasokan sudah lancar. Namun, harganya naik Rp 400-500 per kg.
Mendengar itu, dengan tersenyum Hatta mengklaim situasi sudah lebih baik. Alasannya Bulog sudah mulai turut mengirim pasokan. “Sempat ada kurang suplai pada Senin kemarin. Sekarang pasokan sudah kembali 1.500 ton per hari. Kekurangannya disuplai Bulog,†klaimnya.
Hatta yang mengenakan rompi hitam itu membenarkan, banjir memicu sedikit kenaikan harga beras. Itu lebih disebabkan lonjakan ongkos distribusi karena jalan menuju ibukota dikepung banjir. Kenaikan tahun ini juga masih di atas angka historis Januari.
“Ada kenaikan sementara akibat transport, biasanya Januari kan paceklik dan harganya di atas sekarang,†tutur besan Presiden SBY ini.
Karena itu, Hatta meminta pedagang dan masyarakat tenang walau ada kenaikan harga beras. Dia mengklaim, stok nasional kini sangat mencukupi. Di gudang Bulog, tersedia beras hingga 2.050.000 ton. Tapi bahan pokok yang dijual Rp 6.500 per kilo ini hanya keluar di saat darurat. Misalnya, jika stok Cipinang mendadak anjlok.
Dalam kesempatan yang sama, Suswono mengatakan, pasokan pangan ke Jakarta tetap aman meski banjir menggenangi ruas jalan di jalur pantai utara (Pantura).
“Jalur Pantura bisa diantisipasi lewat jalan tengah apabila Pantura macet total karena banjir. Jadi tidak ada masalah terhadap pasokan pangan ke Jakarta,†ujarnya.
Suswono mengklaim, seluruh stok pangan sampai saat ini dalam keadaan cukup, sehingga tidak perlu dikhawatirkan ada kelangkaan. “Beras, bawang, cabe dan bahan pangan lainnya cukup, stok aman,†jelas Suswono.
Namun dampak banjir yang menggenangi beberapa wilayah di Indonesia perlu menjadi perhatian khusus pemerintah.
“Walau stok cukup, kalau akses tertutup kan sama saja nggak bisa dipasok. Apalagi ada pihak-pihak yang mencoba mendapatkan keuntungan terhadap banjir ini dengan menaikkan harga barang kebutuhan, ini yang kita antisipasi,†ucapnya.
Selain itu, Suswono mengaku pemerintah tengah merinci dana khusus yang digunakan sebagai penggantian dana kerugian para petani akibat banjir. Namun, Suswono mengaku jumlah puso yang diterima petani masih kecil.
“Sudah dilakukan dana untuk puso (dana bantuan pengganti kerugian petani), ini sedang dibahas. Besaran dana puso biasanya masih di bawah Rp 100 ribu per hektar, masih kecil,†katanya.
Meski tahun ini belum mendapatkan data pasti tentang jumlah sawah yang terendam banjir, menurut Suswono, rata-rata sawah di Indonesia masih bisa tumbuh dengan baik.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, omset yang diterima para pedagang di pasar ini ditaksir turun hingga 30 persen per hari.
“Bisa lebih dari 30 persen penurunan per harinya, makanya pasar seperti Tanah Abang itu kan omsetnya miliaran. Itu bisa sampai Rp 200 miliar per hari tidak didapatkan di pasar itu karena pedagang yang biasanya dagang jadi nggak dagang gara-gara ini (banjir),†terang Ngadiran.
Menurut Ngadiran, penurunan omset ini terjadi akibat sulitnya akses pembeli untuk menuju ke dalam pasar sehingga volume transaksi berkurang. “Kan orang yang mau belanja susah, mereka masuk pakai mobil atau motor juga sulit kalau jalannya terendam,†tuturnya.
Dia menjelaskan, dampak ini telah terjadi sejak satu minggu ini. Pasar yang paling parah terkena dampak banjir yaitu pasar yang di wilayah Jakarta Utara. ***