Anggota Komisi IV DPR Hermanto mengatakan, pasar di Indonesia khususnya untuk daging sapi sangat dilematis. Di satu sisi harga yang tinggi akan menguntungkan produsen, di sisi yang lain melonjaknya harga daging menyulitkan konsumen.
Oleh karena itu, Hermanto berharap kenaikan harga daging sapi diikuti meningkatnya produktivitas peternak lokal.
“Harga yang berkisar sekarang kita harap mampu mendorong produktivitas peternak di tingkat lokal. Pemerintah harus membuat regulasi yang pro sama peternak sapi lokal sehingga punya daya saing di pasaran†ucapnya.
Hermanto juga berharap meningkatnya harga daging sapi dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kualitas industri daging lokal.
“Makanya saya lebih berorientasi daging sapi yang membanjiri pasar harusnya lokal bukan impor. Jadi kalau harga naik, yang diuntungkan peternak lokal. Tapi kecenderungannya kan belum ke situ, jumlah daging sapi impor masih cukup tinggi,†tandasnya.
Sementara Menteri BUMN Dahlan Iskan mengingatkan harga daging tidak boleh terus menerus mahal. Soalnya itu bisa mengakibatkan inflasi yang sangat berbahaya bagi perekonomian. “Kalau harga daging naik terus kasihan pedagang,†ujarnya.
Untuk diketahui, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan mengungkapkan harga daging sapi sebesar Rp 90 ribu per kg merupakan harga yang sangat bersahabat bagi peternak. Itu akan membuat peternak terpacu mengembangkan volume produksi daging sapi.
“Kepentingan peternak pada harga lebih bergairah jika Rp 80-90 ribu per kg, daripada harga Rp76 ribu per kg,†ujarnya.
Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi sependapat dengan pernyataan Wamentan Rusman Heriawan. Menurutnya, harga daging sapi Rp 90 ribu terbilang bersahabat dengan peternak karena faktor pasokan daging impor.
“Daging di pasar kan tidak semuanya daging lokal, ada pula daging impor. Nah harga daging impor ini sangat ditentukan dengan kurs, kalau rupiah bisa sampai Rp 12.400 berarti kan harga tersebut mencapai Rp 90.000 masuk kategori wajar,†kata Asnawi kepada
Rakyat Merdeka.Lebih jauh, dia mengungkapkan ada penyusutan keuntungan yang harus diambil oleh peternak sapi untuk setiap ekor sapi yang akan dipotong, sehingga wajar apabila kisaran harga daging saat ini mencapai Rp 90-100 ribu.
“Untuk setiap ekor sapi ada bagian bagian yang tidak bisa diuangkan, misalnya sumsum, persendian dan tulang yang biasanya dibuang karena tidak bernilai. Bisa saya katakan bahwa setiap pemotongan sapi tidak 100 persen dijual, dan penyusutan keuntungan ini kan harus diambil oleh peternak,†ungkap Asnawi. ***