“Beberapa BUMN akan konsolidasi atau merger, yaitu PT Inti dan PT LEN Industri, kemudian PT Barata Indonesia dan PT Boma Bisma Indra,†kata Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur Kementerian BUMN Seger Budiarjo di Seminar Pembangunan Industri Pertahanan Yang Terintegrasi Melalui Penguasaan Teknologi Guna Kemandirian Bangsa di Jakarta kemarin.
Selain itu, menurut Seger, Kementerian BUMN berencana membuat holding dari 4 perusahaan pelat merah lain, seperti PT PAL Indonesia, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Dok dan Perkapalan Surabaya serta PT Industri Kapal Indonesia.
“Kalau tidak ada aral melintang itu masuk ke
masterplan Kementerian kita, rencananya di tahun 2013-2014,†terangnya.
Di samping itu, dia mengatakan, ada beberapa perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang industri pertahanan yang tetap akan berdiri sendiri. “Ada PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana dan PT Krakatau Steel, mereka akan
stand alone (berdiri sendiri),†pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan pernah berencana membuat
holding perusahaan BUMN yang bergerak di sektor penerbangan.
Dahlan akan menggabungkan PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II dan PT Garuda Indonesia Tbk. Namun dalam rencana ini, dia tidak memasukkan PT Merpati Nusantara Airlines. Padahal, Merpati termasuk salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di sektor penerbangan.
Dahlan mempunyai alasan sendiri. Merpati teranjur dicap sebagai perusahaan yang merugi yang memberikan dampak buruk terhadap pembentukan
holding.“Sebaiknya saya tidak akan instruksikan (Merpati), karena kalau Merpati masuk akan ngerusak yang bagus-bagus. Bisa ngerecokin,†ujarnya.
Pembentukan holding penerbangan dipercaya membuat dunia penerbangan Indonesia maju. Walau demikian, rencana pembentukan
holding penerbangan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. [Harian Rakyat Merdeka]