BI Diminta Turunkan Suku Bunga Hingga Satu Digit

Inflasi Naik, Bunga KPR Diramal Naik Lagi

Senin, 12 Maret 2012, 08:22 WIB
BI Diminta Turunkan Suku Bunga Hingga Satu Digit
Bank Indonesia (BI)
RMOL.Besaran suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang dilansir Bank Indonesia (BI) rata-rata 10,62 persen. Namun, angka ini dinilai bukan sebuah prestasi. Sebab, trend suku bunga KPR di Indonesia selalu berada pada level dua digit.

Pengamat Perbankan Doddy Ariefianto mengatakan, saat ini suku bunga KPR memang yang terendah sejak Indonesia Mer­deka. Namun, dia tetap meminta BI jangan bangga dulu karena berhasil mengurangi angka suku bunga kredit perumahan.

“Soalnya, suku bunga kredit itu kan tidak hanya rumah saja. Ada suku bunga yang lainnya yang belum terdengar kabarnya telah diturunkan oleh BI sebagai Bank Sentral,” katanya kepada Rakyat Merdeka, Jumat (9/3).

Meski begitu, Doddy tetap ber­­harap angka suku bunga KPR di Indonesia tidak sela­ma­­nya dua digit. Karena itu, otori­tas mo­neter harus bekerja lebih ke­ras me­nu­runkan angka suku bunga untuk KPR hingga satu digit.

“Biarpun sekarang suku bunga KPR turun 10,62 persen, BI harus mam­pu menurunkannya lagi menjadi 9 atau 8 persen. Po­kok­nya satu digit suku bunga kre­ditnya,” tegas Doddy.

Dia tak yakin dengan suku bu­nga KPR 10,62 persen, masya­rakat tertarik mengambil kredit rumah. “Saya lihat, trend suku bunga ini tak menentu. Mas­ya­rakat pun akhirnya lebih me­milih tidak mengambil kredit rumah akhir-akhir ini,” ujarnya.

Doddy meramalkan angka su­ku bunga KPR itu bisa me­ningkat lagi karena dipicu in­flasi. Apa­lagi, lanjutnya, inflasi tahun ini bisa mencapai 7,1 per­sen akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL).

“Bisa saja (bunga KPR naik lagi). Kalau BI tidak bersikap an­tisipatif, tentunya segala ma­cam kenaikan bisa terjadi,” ujarnya.

Seperti diketahui, BI mencatat rata-rata suku bunga KPR sebesar 10,62 persen. Dalam Laporan Kebijakan Moneter Maret 2012, BI me­ngatakan, suku bunga per­bankan masih terus menurun se­jalan dengan trend penurunan BI Rate.

“Kebijakan Bank Indonesia me­nurunkan BI Rate sejak 2011 diikuti baik oleh penurunan suku bunga deposito maupun suku bunga kredit. Hal tersebut me­nunjukkan respons suku bunga perbankan terhadap penurunan BI Rate yang cukup baik,” jelas BI dalam laporannya.

Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan mengalami trend yang menurun sejak perta­ma kali dipublikasikan pada Ma­ret 2011. Penurunan SBDK ter­sebut dikontribusi oleh penu­runan pada seluruh komponen, yakni harga pokok dana untuk kredit (HPDK), biaya overhead dan marjin ke­untungan.

Data SBDK yang dipubli­ka­sikan ini berasal dari bank umum konvensional yang wajib mem­pub­li­kasikan, yang memiliki total aset mi­nimal Rp 10 triliun. In­formasi SBDK yang dipubli­ka­sikan di­dasarkan atas laporan yang di­sampaikan oleh bank kepada Bank Sentral untuk posisi akhir bulan laporan.

SBDK ini belum mem­per­hi­tungkan komponen premi ri­siko yang besarnya tergantung dari penilaian bank terhadap risiko masing-masing debitor/kelom­pok debitor. Dengan de­mikian, besarnya suku bunga kredit yang diberikan kepada debitor belum tentu sama dengan SBDK. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA