RMOL. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan meÂlaÂkuÂkan tender ulang terkait proyek pembangunan kereta api empat jalur (double double track/DDT) Manggarai-Cikarang yang sudah tertunda hampir 10 tahun.
Menteri Perhubungan (MenÂhub) Freddy Numberi mengaÂtaÂkan, piÂhaknya saat ini tengah beÂrencana melakukan tender ulang sekaligus menggugurkan satu perusahaan yang lolos pra kualiÂfiÂkasi, yaitu Sumitomo CoopeÂraÂtion.
Freddy mengklaim hanya meÂlakÂÂsanakan aturan yang ada deÂngan tidak melibatkan peruÂsaÂhaÂan tender yang diduga terlibat kasus hukum. Untuk itu, ia meÂminta JICA (Japan International Cooperation Agency) tidak meÂngÂikutsertakan pihak Sumitomo Coorporation dalam tender.
“Saya yakin sikap ini tidak mengganggu hubungan IndoÂnesia dan Jepang yang telah terjalin baik selama ini. Kami mengharap JICA mendukung keputusan tersebut dan memÂpersilakan perusahaan Jepang lain untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tender,†kata Freddy di kantornya, kemarin.
Menteri asal Partai Demokrat ini mengatakan, nantinya, kalau masalah hukum telah selesai, tentu perusahaan Sumitomo Cooperation dapat ikut berÂparÂtisipasi dalam proyek-proyek JICA di Kemenhub.
Freddy mengaku proses pemÂbebasan lahan yang sulit dilaÂkukan berkontribusi besar atas penundaan proyek tersebut yang akhirnya berimplikasi pada meÂningÂkatnya kebutuhan biaya. Meski begitu, ia menekankan proyek infrastruktur angkutan massal ini harus terus berjalan sesuai target pemerintah.
“Pelaksanaan proyek strategis ini terkendala sudah hampir 10 tahun sejak 2001, tapi tetap harus jalan. Kami berusaha ini bisa seÂlesai, sehingga akhir tahun atau sebelum masa loan-nya habis, proses konstruksi dan elektriÂfikasi sudah bisa berjalan,†jeÂlasnya.
Seperti diketahui, mega proyek kereta api empat jalur (double-double track/DDT) ruas MangÂgarai-Cikarang sepanjang 32 kilometer dikerjakan secara berÂtahap, yaitu Manggarai-BeÂkasi sepanjang 15 kilometer dan BeÂkasi-Cikarang 17 kilometer.
Pendanaan proyek jaringan perkeretaapian ini bersumber dari tide loan (pinjaman mengiÂkat) JICA sebesar 37,5 miliar yen atau senilai Rp 4 triliun.
Adapun konsorsium yang maÂsuk pra kualifikasi dalam proyek terÂsebut, yaitu Marubeni-Tokyu Joint Operation, Itochu-Taise Joint Operation dan Mitsubishi-SuÂmitomo Joint Operation. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.