“Naiknya harga komoditas tidak serta merta merubah peÂrencanaan dan target produksi yang telah kami tetapkan. Kami akan tetap mengejar target produksi emas sebesar 3,8 ton,†ujar Bimo kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Meskipun sudah mulai meÂnurun, harga emas masih berada di level Rp 525.000-535.000 per gram. Saat ini, ekspor emas Antam hanya sekitar 30 persen dari total proÂduksi. Adapun salah satu tuÂjuan ekspor emas BUMN tamÂbang itu adalah ke StanÂdard Bank di Singapura. Selain emas, Antam juga memproÂduksi feronikel dan bijih nikel. Berbeda dengan emas, kedua komoditas tersebut, 100 persen diekspor. “Untuk komoditas feronikel, beberapa perusaÂhaan yang menjadi konsumen kami adalah Thyssen Krupp Nirosta Jerman, ArcelorMittal dan Outokompu,†tambahnya.
Produksi emas Antam tahun ini belum mencapai 2 ton. SamÂpai akhir tahun 2011, peÂruÂsahaan ini berniat memproÂduksi 3,8 juta ton. “Sampai Juni kita belum (mencapai 2 ton). Masih kurang dari 2 ton, namun lebih dari 1,5 ton,†jelas Direktur Utama Antam, AlÂwin Syah Loebis. Hingga akhir tahun ini, salah satu BUMN tambang itu menargetkan proÂduksi emas hingga 3,8 ton. Pihaknya membidik penjualan sampai 7,8 ton sampai akhir tahun ini.
Alwin Syah mengaku tidak mudah menaikkan produksi emas karena proses eksÂploÂrasinya yang sulit. Karena itu, harga emas naik akibat proÂduksi tetap, sementara perminÂtaan terus meningkat. Dari sisi volume penjualan, pasar Eropa menyumbang 59 persen target ekspor Antam dan sisanya adaÂlah Korea dan Jepang. SemenÂtara untuk bijih nikel, pasar Eropa menyumbang 24 perÂsen. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: