Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo/Ist
DPR mengapresiasi kinerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang telah bekerja maksimal bersama jajarannya hingga polsek dalam mengamankan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024 termasuk pada saat pencoblosan pilkada pada 27 November 2024 lalu.
Ketua Komisi III DPR Habiburokhman mengatakan pihaknya justru memberikan nilai sembilan dari sepuluh atas kinerja Jenderal Listyo Sigit di Pilkada Serentak 2024.
"Pak Kapolri, Pak Sigit itu sudah luar biasa kerjanya. Saya sampaikan tadi secara keseluruhan, kalau mau dikasih nilai dari satu sampai sepuluh, saya berani kasih nilai sembilan," ujar Habiburokhman saat jumpa pers di ruangan rapat Komisi III DPR, gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 29 November 2024.
Habiburokhman menuturkan, berdasarkan hasil laporan masyarakat dan monitoring aktif Komisi III DPR, Polri telah bekerja maksimal mulai dari persiapan hingga pencoblosan pilkada 2024.
Bahkan mulai dari tahapan persiapan, polri telah membantu distribusi logistik pilkada dan penyiapan TPS. Pada saat pemungutan suara, Polri juga mampu menjaga ketertiban dari tahapan pencoblosan hingga selesai hitung cepat.
"Kami menyampaikan sekali lagi bahwa peran Polri sangat maksimal, dan kami harus menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada Pak Kapolri, Listyo Sigit, para kapolda, para kapolres, para kapolsek, para Babinkamtibmas," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini.
Hanya saja, kata Habiburokhman, Komisi III DPR mencatat setidaknya 5 peristiwa menonjol terkait pengamanan Pilkada Serentak 2024. Pertama, kejadian di Puncak Jaya, Papua Tengah di mana terjadi bentrokan antara pendukung karena terjadi saling klaim kemenangan.
"Kami terus pantau kejadian tersebut, dan kami anggap respon Polri sudah tepat, yaitu melakukan pengamanan dengan tindakan yang tepat dan terukur," tuturnya.
Bentrokan karena saling klaim kemenangan antara paslon juga terjadi di Mamberamo Tengah, Provinsi Papua Pegunungan; Jeneponto, Sulawesi Selatan; dan Aceh. Kasus terakhir yang menonjol adalah penembakan pelajar di Semarang sehari menjelang pencoblosan Pilkada Serentak 2024.
"Walaupun tidak terkait dengan pemilu, tetapi perlu menjadi catatan, yaitu penembakan terhadap pelajar sehari menjelang (pencoblosan) di Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Banyak sekali masyarakat mengatakan bahwa Kapolres-nya perlu mendapatkan evaluasi khusus. Kami sependapat juga ya, karena Kapolres-nya ini setelah kejadian saya telepon saja, tidak angkat telpon," demikian Habiburokhman.