Berita

BRILink/Ist

Bisnis

BRI Tingkatkan Sharing Economy Masyarakat lewat AgenBRILink

SABTU, 09 NOVEMBER 2024 | 08:31 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah mengurangi jumlah kantornya sebagai bagian dari transformasi.

Berdasarkan data, jumlah kantor BRI pada September 2024 mencapai 7.594, angka tersebut menurun dibandingkan jumlah kantor pada tahun 2020 sebanyak 9.030.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa BRI mengalihkan layanan perbankannya melalui AgenBRILink, untuk mengakselerasi inklusi keuangan dan menciptakan sharing economy bagi masyarakat. 

“Layanan kantor yang ditutup kemudian dialihkan kepada para AgenBRILink yang tersebar di warung-warung,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Sabtu 9 November 2024.

Menurut Sunarso, hal ini merupakan bagian dari transformasi BRI tahap kedua, yang disebut sebagai BRIvolution 2.0, untuk menjadi “The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion”. 

Sunarso menekankan, dalam fase ini, inklusi menjadi kunci.

"Maka kemudian, kita mengurangi jumlah kantor sebenarnya dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat yang kita kemas dalam rangka financial inclusion. Maka kemudian AgenBRILink dimaksudkan untuk memastikan terjadinya sharing ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang secara inklusif melibatkan partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya,” kata Sunarso di segmen Money Talks Power Lunch CNBC Indonesia, Selasa 5 November 2024.

Hasil riset BRI menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum sepenuhnya digital. Masih lebih banyak yang menyukai layanan perbankan lewat agen.

"Bahkan, jangankan digital, ke bank saja masih enggan, masih lebih senang lewat warung-warung yang sifatnya dekat dengan rumah. Tapi intinya adalah masih butuh physical presence dan personal touch," jelas Sunarso.

Sunarso menggambarkan, AgenBRILink persis seperti layanan kantor cabang BRI yang sesungguhnya, namun dalam bentuk agen. Agen-agen tersebut bisa berupa warung, toko kelontong, dan lain sebagainya.

"Tujuannya adalah supaya menjangkau masyarakat lebih luas, lebih dalam, dan lebih murah dengan tujuan meningkatkan inklusi keuangan tadi di wilayah-wilayah terutama yang tidak terjangkau oleh layanan bank secara formal," imbuh Sunarso.

AgenBRILink terus bertumbuh dan jumlahnya sudah mencapai 1,022 juta di seluruh Indonesia pada tahun ini. Padahal, Sunarso mengingat pada tahun 2015, jumlah AgenBRILink masih sekitar 75 ribu.

Dari sisi bisnisnya juga potensial. Sunarso membeberkan pada tahun lalu, BRI menerima fee sebesar Rp1,5 triliun dari AgenBRILink. Agen menerima sekitar dua kali lipat dari fee yang diterima BRI tersebut. Karena, porsi fee yang diterima mereka lebih besar daripada yang diterima oleh BRI. Sunarso memperkirakan AgenBRILink di seluruh Indonesia meraup sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun.

Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang butuh layanan secara fisik. Sebab, volume transaksi lewat AgenBRILink selama 2023 tembus Rp1.427 triliun. Sementara tahun ini, volume transaksi AgenBRILink hingga September 2024 saja sudah mencapai Rp1.170 triliun.

"Itulah kehadiran BRI dengan agen dengan merelakan menutup sebagian cabang-cabangnya dan bisa tetap melayani masyarakat justru lebih dalam, lebih luas, dan kemudian lebih menjangkau masyarakat lebih banyak. Dan ternyata transaksi lewat warung-warung itu volumenya sangat besar,” pungkasnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya