Berita

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net

Dunia

Belum Puas Bunuh Sinwar, Netanyahu Ingin Israel Lanjut Perang

JUMAT, 18 OKTOBER 2024 | 13:39 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kematian Ketua Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar tidak lantas membuat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menghentikan perangnya di Jalur Gaza.

Mengetahui Sinwar terbunuh, Netanyahu menyebutnya sebagai momen penting dalam perang, tetapi menolak menjadikan kematian pemimpin Hamas itu sebagai alasan untuk mengakhiri serangan militer Tel Aviv.

"Meskipun ini bukan akhir dari perang di Gaza, ini adalah awal dari akhir. Hari ini, kita telah menyelesaikan masalah. Hari ini, kejahatan telah ditimpa masalah, tetapi tugas kita masih belum selesai," tegasnya dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat Reuters pada Jumat, 18 Oktober 2024.

Netanyahu kembali menegaskan bahwa kematian Sinwar tidak menghentikan perang Israel di Jalur Gaza. Karena tujuan utama mereka yakni mengembalikan seluruh sandera kembali ke rumah masih belum terwujud.

"Kepada keluarga sandera yang terkasih, saya katakan: Ini adalah momen penting dalam perang. Kami akan terus berjuang dengan kekuatan penuh sampai semua orang yang Anda cintai, orang-orang yang kami cintai, pulang ke rumah," kata Netanyahu.

Sinwar, yang ditunjuk sebagai pemimpin Hamas setelah pembunuhan kepala politik Ismail Haniyeh di Teheran pada bulan Juli, diyakini bersembunyi di terowongan di bawah Gaza selama dua dekade terakhir.

Ia dilaporkan terbunuh dalam baku tembak di Gaza selatan pada tanggal 16 Oktober oleh pasukan Israel yang awalnya tidak menyadari bahwa mereka telah menangkap musuh nomor satu mereka.

Militer Israel merilis video pesawat nirawak yang menunjukkan mayat yang diklaim sebagai Sinwar, sedang duduk di kursi berlengan dan tertutup debu di dalam bangunan yang hancur.

Hamas sendiri belum memberikan komentar apapun, tetapi sumber-sumber dalam kelompok tersebut mengatakan indikasi bahwa Sinwar memang dibunuh oleh pasukan Israel.

Meskipun Barat berharap akan adanya gencatan senjata, kematian Sinwar dapat meningkatkan permusuhan di Timur Tengah, di mana prospek konflik yang lebih luas telah meningkat.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

Jokowi Tak Salami Try Sutrisno, Dewan Pembina PKP Angkat Bicara

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:45

UPDATE

Dua Tokoh Sumut Raih Penghargaan Karang Taruna 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 | 16:03

Telkom Sabet Penghargaan dalam Ajang BUMN Learning Festival 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 | 16:02

Kim Jong Un Pertegas Status Korsel Musuh Korut

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:53

Cek Pasukan Pengaman Pelantikan

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:47

Megawati dan Sejumlah Elite PDIP Hadiri Sidang Doktoral Hasto di UI

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:28

100 Ribu Prajurit TNI Siap Amankan Pelantikan Prabowo-Gibran

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:22

Iran: Pembunuhan Yahya Sinwar Perkuat Semangat Perlawanan

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:21

KPK Panggil Istri dan Anak Mantan Sekretaris Barantan di Kasus Korupsi X-ray Kementan

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:17

Pembantaian Maling Motor di Bekasi

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:11

PalmCo Scholarship Berikan Beasiswa dan Peluang Bekerja

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:04

Selengkapnya