Berita

Mark Zuckerberg/Net

Bisnis

Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Kedua Dunia, Geser Posisi Mantan CEO Amazon

JUMAT, 04 OKTOBER 2024 | 13:24 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Jumlah kekayaan Mark Zuckerberg saat ini berhasil membawanya sebagai orang terkaya kedua di dunia pada Jumat (4/10), menggeser posisi mantan CEO Amazon, Jeff Bezos.

Seperti dikutip CNBC International, menurut  Bloomberg Billionaires Index, kekayaan bersih CEO Meta itu tercatat mencapai 206,2 miliar Dolar AS (Rp3.191 triliun), melampaui kekayaan Bezos sebesar 205,1 miliar Dolar AS (Rp3.173 triliun).
Untuk diketahui, kekayaan Zuckerberg ini melonjak drastis setelah nilai saham Meta, di mana ia memiliki 13 persen saham, mengalami peningkatan signifikan tahun ini.


Saham Meta sendiri mencatatkan rekor penutupan tertinggi pada Kamis, di angka 582,77 Dolar AS, naik sekitar 68 persen dari harga 346,29 Dolar AS di awal Januari. 

Secara total, kekayaan Zuckerberg meningkat sebesar 78 miliar Dolar AS (Rp1.206 triliun) sejak awal tahun 2024, menjadikannya orang dengan kenaikan kekayaan terbesar di antara 500 miliarder dunia yang dilacak Bloomberg.

Lonjakan kekayaan ini sejalan dengan performa kuat Meta di pasar. Perusahaan induk Facebook itu terus mendapatkan dukungan dari para investor berkat kinerja keuangannya yang solid sepanjang 2024. 

Pada kuartal kedua tahun ini, Meta melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 22 persen menjadi 39,07 miliar Dolar AS, yang menandai pertumbuhan pendapatan kuartalan di atas 20 persen untuk keempat kalinya berturut-turut.

Keberhasilan ini didorong oleh investasi besar Meta dalam kecerdasan buatan, yang meningkatkan kinerja periklanan daring mereka. 
Pada 2021, Meta sempat menghadapi tantangan besar setelah Apple memperkenalkan pembaruan privasi di iOS, yang mengurangi kemampuan perusahaan untuk melacak aktivitas pengguna di internet. Dampak dari perubahan tersebut sempat diperkirakan akan mengurangi pendapatan Meta hingga 10 miliar Dolar AS pada 2022.
Selain itu, Zuckerberg juga menerapkan langkah-langkah penghematan yang ketat, termasuk pemutusan hubungan kerja terhadap sekitar 21.000 karyawan pada akhir 2022. Langkah ini mendapat respons positif dari para investor, yang melihatnya sebagai upaya efektif dalam mengendalikan biaya perusahaan.

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Salaman Andika Perkasa Dicuekin Kapolda Jateng dan Pj Gubernur

Rabu, 25 September 2024 | 11:18

Fufufafa Terobsesi Syahrini: Cetar Membahana

Selasa, 24 September 2024 | 07:34

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

UPDATE

Gugatan PKPU Proyek Hambalang Rp91 Miliar terhadap Adhi Karya Ditolak Hakim

Jumat, 04 Oktober 2024 | 11:47

AHY Ungkap Isi Obrolan dengan Puan Maharani

Jumat, 04 Oktober 2024 | 11:36

BPKH Limited Luncurkan Bumbu Kampoeng untuk Jemaah Haji dan Umrah

Jumat, 04 Oktober 2024 | 11:27

KPK Masih Koordinasi dengan BPKP Hitung Kerugian Negara di Kasus Korupsi LPEI

Jumat, 04 Oktober 2024 | 11:22

Pasar Saham Amerika Serikat Loyo, S&P 500 Turun 0,2 Persen

Jumat, 04 Oktober 2024 | 11:08

Puff Daddy Hadapi 120 Gugatan Baru Terkait Pelecehan, Korban Ada yang Berusia 9 Tahun

Jumat, 04 Oktober 2024 | 10:58

Denmark Tangkap Pelaku Teror di Kedutaan Israel

Jumat, 04 Oktober 2024 | 10:56

Muktamar Pemikiran Hasyim Asy'ari Digelar di Jakarta

Jumat, 04 Oktober 2024 | 10:32

British Airways Setop Penerbangan ke Israel Sebulan Penuh

Jumat, 04 Oktober 2024 | 10:32

Jelang Akhir Pekan Rupiah Melemah ke Rp15.525

Jumat, 04 Oktober 2024 | 10:20

Selengkapnya