Berita

Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia/Ist

Publika

Bahlil Punya Raja Jawa, Rakyat Punya Presiden Indonesia

OLEH: ADIAN RADIATUS*
MINGGU, 25 AGUSTUS 2024 | 09:08 WIB

AROMA politik berbau busuk sangat menyengat sirkulasi perebutan kekuasaan di daerah-daerah, khususnya di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.

Tak tanggung-tanggung korbannya menerkam Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartanto, hingga lengser digantikan Bahlil Lahadalia.

Sangat mengejutkan dan terkesan sangat primordialisme dengan penekanan yang sadistis bahwa jangan main-main dengan Raja Jawa.


Meskipun tak menyebut nama tapi penelusuran secara politis 100 persen merujuk pada Presiden Joko Widodo. Miris, mengerikan sekaligus memprihatinkan.

Jadi semakin dekat jelang purna tugasnya sebagai presiden, Jokowi tampak semakin meninggalkan jejak suram. Selain bagi rakyat, terkhusus bagi dirinya sendiri. 

Hal mana dikarenakan seorang Bahlil yang baru merebut posisi Ketum Golkar secara kasar sampai berani memberi gelar atau sebutan karena didukung di belakang layar. Seakan duet dalang dan wayang, sutradara dan pemain utama.

Jokowi akan semakin sulit membersihkan dirinya dari citra presiden pembuat gaduh dan perusak etika politik dan demokrasi Indonesia. 

Jokowi bahkan mungkin hanya dikenang sebagai presiden penghambur uang negara dalam banyak kebijakan serta cara membangun negara ini yang tidak terkontrol sebagaimana mestinya. Jauh dari sebutan bapak pembangunan. 

Selain Bahlil harus dipertanyakan siapa sosok Raja Jawa yang super berkuasa itu dan menjawabnya yang tentunya mengacu pada sebuah nama dan tak bisa dianggap seloroh belaka. Sebab ekses pernyataan itu memunculkan tudingan langsung kepada Jokowi.

Bila Jokowi adalah Raja Jawa lantas siapa saja abdi dalemnya juga perlu diketahui dengan seksama. Sebab menjadi penting menilik adanya jaringan yang membuat kekuasaan Jokowi  demikian vulgarnya sampai mampu mengintervensi sebuah partai besar secara seronok dan menempatkan Bahlilisme sebagai ketumnya.

Sebutan Bahlilisme ini mengingat sepak terjang secara 'GM' menjadi 'Dirut' dilakukan dengan seni membuat politik kotor menjadi yang terkesan halal. 

Semoga cara Bahlilisme ini tidak berlanjut menjadi politik bathilisme yang semakin merebak dalam pola sepak terjang elite politik Indonesia oleh oknum-oknum jenis Bahlilisme ini.

Saatnya pergerakan reformasi jilid dua dilakukan oleh semua elite politik. Dengan melibatkan seluruh elemen rakyat secara tertib dan konsisten oleh pemerintahan baru yang akan datang untuk mengatasi politik Raja Jawa yang merusak persatuan NKRI bila dibiarkan.

Dan Bahlil boleh punya Raja Jawa tetapi rakyat punya Presiden Indonesia yang sah. Lawan!

*Penulis adalah pemerhati sosial politik



Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya