Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto/RMOL
Dilaporkan ke sana-sini bikin ganggu proses penyidikan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pastikan akan mendalami dugaan perintangan penyidikan kasus dugaan suap yang menjerat buronan Harun Masiku (HM) selaku mantan Caleg PDIP.
Jurubicara KPK, Tessa Mahardika Sugiarto mengatakan, gugatan yang dilayangkan kubu Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto terkait Perbuatan Melawan Hukum (PMH) ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan merupakan tindakan yang mempengaruhi penyidikan.
"Teman-teman bisa melihat, tindakan-tindakan tersebut tentunya cukup mempengaruhi penyidikan, karena pasti penyidik akan dipanggil, akan diminta keterangan," kata Tessa kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (2/7).
Namun demikian kata Tessa, KPK tetap berkomitmen dan menjunjung tinggi untuk transparansi dan profesionalitas dalam pelaksanaan tugas-tugas pemberantasan korupsi.
"Kami tetap yakin atas profesionalitas penyidik-penyidik kami," tegas Tessa.
Bahkan kata Tessa, KPK akan mendalami dugaan perintangan penyidikan kasus Harun Masiku atas adanya perlawanan dari kubus Hasto, seperti laporan ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK, Komnas HAM, LPSK, hingga ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Ya, itu akan didalami kalau seandainya memang ada alat bukti perintangan tersebut, tentunya akan ditindaklanjuti," pungkas Tessa.
Dalam upaya mencari dan menangkap Harun, penyidik KPK telah memeriksa sejumlah saksi, yakni mantan Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan, Simeon Petrus, Hugo Ganda, serta Melita De Grave.
Selanjutnya, tim penyidik juga telah memeriksa Hasto Kristiyanto, Senin (10/6). Setelah itu, tim penyidik juga memeriksa staf Hasto, Kusnadi pada Rabu (19/6), setelah sebelumnya mangkir pada Kamis (13/6), dengan alasan trauma.
Dari pemeriksaan pada Senin (10/6), tim penyidik disebut mengamankan 2 unit handphone (HP) milik Hasto. KPK juga menyita 9 barang dari tangan Kusnadi, yakni 1 unit HP iPhone 11 milik Kusnadi yang didalamnya terdapat SIMCard Tri, beserta dokumen elektronik di dalamnya, 1 buku warna hitam bertuliskan Kompas TV #Teman Terpercaya, 1 buku warna hitam bertuliskan Erica, E-156 personal notebook.
Selanjutnya, 1 notebook warna merah putih bertuliskan PDI Perjuangan, 1 lembar kwitansi Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, banyaknya uang Rp200 juta untuk pembayaran operasional Pak Suryo AB tanggal 23 November 2023.
Kemudian, 1 buku tabungan BRI Simpedes atas nama Kusnadi; 1 kartu eksekutif Menteng Apartemen; 1 dompet kartu warna hitam berisi 1 buah kartu Livelt Paris Made in Italy, 1 kartu ATM Mandiri Debit Platinum, 1 kartu ATM BCA Paspor Blue debit; dan 1 voice recorder merek Sony ICD-TX660 kode 1032917 beserta data elektronik di dalamnya milik Kusnadi.