Berita

Bupati Ipuk meninjau pertanian terpadu saat menjalani program Bunga Desa/Ist

Nusantara

Petani Banyuwangi Sukses Kembangkan Konsep Organik Terintegrasi

RABU, 05 JUNI 2024 | 05:47 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Petani di Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, Banyuwangi berhasil mengembangkan konsep pertanian terintegrasi (Integrated Farming System).

Salah satunya Nuryanto. Dia memanfaatkan keterkaitan antara tanaman pangan, serta ternak dan perikanan untuk mendukung produksi pertanian dalam satu lahan.

Di lahan seluas 7 hektare miliknya, Nuryanto mengembangkan peternakan domba, budidaya ikan lele, tanaman padi, serta berbagai tanaman buah yang ditanam di pinggiran lahan, seperti durian dan manggis.

“Ini sudah saya kembangkan sejak tahun 2021. Awalnya ya terpikir ingin beralih ke pertanian organik agar sawah saya terjaga kelestariannya. Supaya tidak terkena bahan kimia terus,” ucap Nuryanto saat dikunjungi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di lahannya di sela kegiatan Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) di Desa Gendoh, Temuguruh, dan Karangsari, Kecamatan Sempu, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (4/6).

Sejak saat itu, Nuryanto mulai belajar membuat pupuk organik secara mandiri untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Dia lalu memelihara ternak domba, dengan harapan kotorannya bisa diolah menjadi pupuk.

Nuryanto kini memelihara sekitar 30 ekor domba di sebagian lahan miliknya itu. Kotoran dan urine domba tersebut tidak dibuang begitu saja. Melainkan diproses menjadi pupuk organik padat (dari kotoran) dan pupuk organik cair (dari urine).

Sementara air dari kolam ikan lele digunakan sebagai bahan pembuatan Photosynthetic Bacteria (PSB) yang dimanfaatkan sebagai nutrisi tanaman.

“Hasil prosesing limbah tersebut saya manfaatkan untuk pemupukan di sawah (tanaman Padi), sehingga bisa mengurangi dosis pemakaian pupuk kimia sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan,” urai Nuryanto.

Selain untuk kebutuhan sendiri, Nuryanto juga menjual pupuk organik yang diproduksi.

“Sekarang permintaan semakin banyak. Rata-rata petani hortikultura di sekitar desa ini membeli pupuk organik dari saya. Ini menjadi tambahan penghasilan juga,” ungkap Nuryanto.

Di lahan miliknya, Nuryanto juga menanam rumput gajah untuk makanan puluhan dombanya. Dengan demikian dia bisa menghemat waktu dan tenaga karena tidak perlu mencari rumput ke tempat lain.

“Saya juga punya cara untuk memastikan stok pangan domba-domba. Saya buat fermentasi dari rumput gajah yang bisa tahan sampai tiga hari. Saya tidak perlu mengambil rumput setiap hari,” ujar dia.

Setelah tiga tahun menerapkan konsep pertanian terintegrasi ini, Nuryanto mengaku kondisi lahannya  menjadi semakin subur.

“Hasil panennya juga lebih baik. Beras saya lebih enak dan pulen,” ujarnya lagi.

Bupati Ipuk yang mengunjungi lahan pertanian Nuryanto, berharap ini bisa diterapkan pada kelompok tani di Banyuwangi.

“Ini contoh penerapan konsep pertanian yang berkelanjutan. Konsep pertanian terintegrasi seperti ini terbukti menguntungkan karena semua proses bertaninya saling berkaitan, antara tanaman pangan maupun peternakannya. Kalau bisa ilmunya ditularkan ke petani sekitar,” ujar Ipuk.

Konsep pertanian terpadu, menurut Ipuk, lebih ramah lingkungan serta mampu menekan biaya produksi petani. Untuk itu, pemkab terus mendorong pertanian terpadu ini.

“Dinas Pertanian dan Pangan juga telah memberikan pendampingan transfer ilmu dan teknologi kepada para petani, termasuk stimulan peralatan seperti chopper rumput untuk memudahkan membuat pakan fermentasi,” jelas Ipuk.

Pemkab juga rutin memberikan bantuan pupuk organik cair (POC). Hingga saat ini, bantuan POC yang telah disalurkan pemkab sebanyak 466.636 liter atau setara 83.524 hektare.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya