Berita

Ilustrasi Foto/Net

Politik

Saksi Ahli Beberkan Data Bantah Korelasi Bansos dengan Kemenangan 02

JUMAT, 05 APRIL 2024 | 00:19 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kubu pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka membantah tegas bahwa bantuan sosial (bansos) tidak ada hubungan atau pengaruhnya terhadap kemenangan Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan saksi ahli Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi saat sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (4/4).  

Hasan menepis keterangan dari Kepala Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk sekaligus saksi ahli yang dihadirkan dari tim hukum Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Hamdi Muluk membeberkan 3 hasil riset, yakni pertama data riset miliknya sendiri, kedua hasil exit poll Litbang Kompas dan ketiga hasil survei dari Indikator Politik Indonesia.

“Dari hasil riset tersebut, beliau (Hamdi Muluk) mendapatkan rata-rata hasil koefisien korelasi, jadi korelasi hubungan antara bantuan sosial dengan keterpilihan kandidat petahana itu angka korelasinya 0,29. Bahwa hubungannya rendah dan mendekati 0,” ucap Hasan.

“Para ahli sering menyederhanakan angka koefisiensi korelasi itu dengan di atas 0,5 atau di bawah 0,5. Kalau di atas 0,5 itu kuat kalau di bawah 0,5 itu lemah hubungan,” sambungnya.

Lanjut Hasan, sementara dari 10 hasil riset Hamdi Muluk diketahui koefisiensi korelasinya rata-rata hanya 0,04 persen yang artinya sangat rendah.

“Koefisiensi relasi dari 10 riset itu bervariasi dari 0,04 rendah sekali. Cara membaca koefisiensi relasi itu sederhana saja -1, 0, 1 kalau dia mendekati angka 1 apakah itu negatif atau positif berarti hubungannya makin kuat, kalau satu atau -1 itu hubungannya sempurna kalau negatif berarti sempurna berbanding terbalik,” jelasnya.

“Kalau kita rinci dengan detail kira-kira cara bacanya seperti ini jadi kalau korelasinya antara 0,2 sampai 0,39 itu sangat rendah, kalau 0,01 sampai 0,19 itu hampir tidak ada atau bisa dibilang tidak ada hubungan antara bantuan sosial dengan ini,” tambah dia.

Namun, Hasan menyayangkan setelah Hamdi memaparkan kesaksian di MK, Harian Kompas gagal paham dengan menuliskan headline ada 29 persen mempengaruhi pemilih.

“Yang jadi persoalan adalah ketika beliau mengatakan ini, besoknya ada headline di Harian Kompas, bansos mempengaruhi pemilih dan dibilang pengaruhnya terhadap pemilih adalah 29 persen. Dari mana 29 persen itu diambil dari angka koefisiensi relasi yang ditemukan oleh Laboratorium Psikologi Politik UI dari rata-rata 10 riset itu dapat koefisien relasi 0,29,” bebernya.

Kedua, Hasan memaparkan hasil riset exit poll dari Kompas tanggal 14 Februari 2024 sangat jelas sekali mendeskripsikan bahwa bansos lemah sekali hubungannya dengan keterpilihan Prabowo-Gibran.

“Itu kalau diolah datanya siapapun bisa mengolah data ini kalau di kalangan penerima bansos elektabilitas Prabowo-Gibran 58 persen dengan baseline 58 persen, di kalangan non penerima bansos 57 persen hampir tidak ada efeknya,” paparnya.

Hasan menyampaikan justru yang mendapatkan keuntungan dari bansos adalah pasangan Ganjar-Mahfud MD.

“Coba lihat pasangan Ganjar-Mahfud di kalangan penerima bansos baseline dari 17 persen menjadi 22 persen, kalau di kalangan non penerima bansos menjadi 16 persen aja. Kalau Anies di kalangan penerima bansos 19 persen, non penerima 27 persen,” bebernya lagi.

“Jadi kalau ada komplain dari Mas Anies, komplain ke Mas Ganjar karena di penerima bansos yang mendapat keuntungan kasat mata itu adalah Mas Ganjar-Mahfud, kalau kita bikin simulasi ini disederhanakan lagi kalau semua diberi bansos kira-kira begitu hasilnya Ganjar nomor urut 2, Prabowo-Gibran nomor urut 1, Mas Anies nomor 3. Kalau 100 persen populasi diberikan bansos, Prabowo 58, Ganjar 22, Anies 19, proyeksinya kira-kira begitu,” imbuh Hasan,

Ketiga, kata Hasan hasil 10 survei dari Indikator Politik Indonesia dari bulan April 2023 sampai Februari 2024 menjelaskan tidak ada hubungan antara approval rating Presiden Jokowi dengan elektabilitas Prabowo.

“Dalam periode Juli sampai Oktober 2023 approval rating Pak Jokowi turun sementara di bawah itu elektabilitas Prabowo terlihat naik itu kasat mata, kalau kita buat analisis statistiknya di bawah koefisien korelasi yang di atas persen correlation itu approval rating Pak Jokowi dengan elektabilitas Prabowo Gibran koefisiensi korelasinya hubungannya 0,024 mendekati nol. 0,1 aja tidak ada sementara batasnya biasanya 0,5 untuk mengatakan hubungan yang kuat 0,024,” jelasnya lagi.

“Nilai signifikan 0,948 kira-kira kalau orang bikin skripsi atau tesis hipotesis nolnya tidak ada hubungan antara approval rating Jokowi dengan elektabilitas Prabowo,” pungkasnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya