Berita

Begawan ekonomi Rizal Ramli wafat/RMOL

Publika

OBITUARI RIZAL RAMLI

It’s Time

RABU, 03 JANUARI 2024 | 14:22 WIB | OLEH: GEDE SANDRA

It’s time.” Begitu tulis Dr Rizal Ramli di pesan WA kepada saya beberapa saat lalu. Sekitar sebulan lalu. Kata-kata itu merespons pertanyaan saya kepadanya, kenapa belakangan ini dirinya terlihat kurus sekali. Sewaktu beliau menjawab seperti itu, sempat melintas kekhawatiran di benak saya.

Apa memang maksud pesan WA tersebut, bahwa memang sudah waktunya kita harus lebih langsing. Bobot badan harus lebih meringan. Atau jangan-jangan maksudnya bahwa sudah waktunya terjadi sesuatu seperti gelombang politik yang selalu dicita-citakannya. Atau ini sebuah pesan lain yang berhubungan dengan waktu? Saat itu saya merasa rancu.

Kemudian saat mendengar berita kepergiannya beberapa jam lalu, kata-kata “It’s time” bagaikan dentuman baja yang menghantam memori saya. Seperti kebetulan, sehari sebelum mendengar kabar lelayu ini, di pinggir danau di Utara Bumi, sempat saya bergumam di tengah kesepian: yang datang pasti akan pergi, yang hidup pasti akan mati. Itulah sebenarnya hukum kehidupan.

Pria yang tidak mudah menyerah ini akhirnya dipaksa badannya untuk menyerah. Tapi itu pun bukan untuk menyerah. Jiwanya tidak menyerah. Dia hanya pergi, terbang tinggi. Kembali ke langit, tempat semua berasal.

Negarawan, mungkin bagi saya itu salah satu julukan yang dapat mewakili gambar sosoknya. Selain ekonom tentunya. Untuk bidang yang disebut belakangan ini, saya sangat berterima kasih atas bimbingannya selama sedasawarsa ke belakang.

Pernah saya bertanya, suatu hal yang berhubungan dengan ideologi ekonomi, “Apakah Abang seorang Keynesian?” Jawabnya, “Saya lebih ke Schumpeterian, Gede.”

Seperti diketahui, Keynes adalah bapak dari ilmu makro ekonomi. Sedangkan Schumpeter adalah ekonom Eropa yang menyumbang pemikiran tentang “Destruksi Kreatif”.

Neoklasik, biasa pria yang kerap disapa sebagai Bang RR ini menyebut neoliberal, bukan pemikiran yang sekubu dengan barisannya. Maka kerap kita lihat bagaimana gigihnya dia di berbagai kesempatan mengkritisi paham ini, dan para jurubicara paham ini di dalam negeri tentunya.

Jadi kalau ada pernah kita menonton di televisi, Bang RR seperti mengkritik pejabat. Itu bukan karena dirinya memiliki masalah dengan sosok pribadi pejabat itu. Yang dikritik adalah kebijakan yang dihasilkannya, bukan orangnya.

Semisal dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, sama sekali tidak ada masalah pribadi. Atau dengan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, jelas mereka berdua adalah teman lama yang akrab.

Bang RR kerap bercerita, bahwa dia sangat sering mendapatkan pesan WA dari Menko Luhut. Meskipun bila di depan publik keduanya tampak berpolemik keras.

Dalam kesempatan lain, Bang RR ingin dijuluki sebagai orang pergerakan. Dia bermimpi nilai-nilai para pejuang di era Revolusi Kemerdekaan tahun 1945 menjadi teladan bagi para politisi di era sekarang. Yang sayangnya kita saksikan kenyataannya masih sangat jauh dari mimpinya tersebut.

Yang membedakan Bang RR dari para ekonom lain di negeri ini, mungkin yang paling jelas, adalah mimpi intelektualitasnya agar Indonesia meraih pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen. Sementara banyak ekonom yang percaya angka pertumbuhan ekonomi yang lebih konservatif, dari 5-7 persen.

Tapi Bang RR berbeda, dia adalah pemimpi. Yang selalu bermimpi untuk kebaikan bangsanya. Tak lelah untuk memanas-manasi intelektualitas kami murid-muridnya ini, ia bercerita kesuksesan negara-negara Asia yang mampu meraih pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen. Kita tahu bahwa semakin cepat pertumbuhan ekonomi, semakin cepat naik pendapatan masyarakat.

Sangat sering dia menasehati kami, setiap kita mengkritik harus selalu ada solusinya. Ini yang paling menarik. Banyak aktivis yang mempertanyakan, kenapa harus pakai solusi. Bukankah pejabat itu sudah digaji untuk mencari solusinya.

Tapi Bang RR tetap memberikan solusi di tengah kritiknya. Inilah mungkin yang merupakan ciri negarawan sejati. Setajam apa kritiknya, selalu ada jalan keluar kebijakan. Inilah baginya yang terbaik bagi bangsa menurutnya.

Keberpihakan hatinya adalah bersama rakyat yang tertindas. Dia ada bersama kaum buruh yang memperjuangkan berdirinya BPJS Kesehatan, fondasi dari welfare state. Dia ada bersama para aparatus desa yang memperjuangkan Dana Desa.

Dia ada bersama warga yang dirugikan karena kenaikan harga-harga kebutuhan. Dia ada bersama kaum nelayan yang menolak reklamasi (meskipun harus dibayar mahal olehnya dengan di-reshuffle dari kabinet).

Dia ada bersama delegasi pemerintah untuk mengurangi utang Indonesia. Dia ada bersama anak-anak yang tidak mampu sekolah. Dia ada bersama gerakan demokratik dalam perlawanan seluruh legislasi yang menindas, atau yang bertentangan dengan nalar publik. Dia siap berkorban segalanya, materi dan jiwaraga, untuk membela nilai-nilai keberpihakan ini.

Ya Bang. Memang ini sudah waktunya. Pergilah dengan tenang. Bermain-mainlah. Bersenang-senanglah. Dan juga berdebatlah dengan rekan-rekan sesama orang pergerakan di alam sana yang sudah lebih dahulu menunggumu.

Nanti akan ada waktunya juga, bagi kami, untuk menyusul kalian semua.

Amsterdam, 3 Januari 2024.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya