Berita

Ketua Yayasan LS Vinus, Yusfitriadi/Net

Publika

Menunggu Langkah "Bidak Catur" Jokowi

OLEH: YUSFITRIADI
KAMIS, 12 OKTOBER 2023 | 17:15 WIB

TAHAPAN pendaftaran Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2024 tinggal menghitung hari. Di mana sampai saat ini belum ada perubahan Peraturan KPU yang menunjukan tahapan tersebut dimajukan. Oleh karena itu, tahapannya masih tetap pada 19 Oktober sampai 25 November 2023.

Namun sampai hari ini baru di Koalisi Perubahan yang sudah memiliki pasangan lengkap Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, yaitu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Adapun Ganjar Pranowo yang diusung oleh PDIP dan PPP sampai saat ini belum menentukan pasangannya. Walaupun jika berkaca pada pemilu sebelumnya PDIP selalu menetapkan Calon Wakil Presidennya last minute, mepet ke waktu pendaftaran yang ditetapkan oleh KPU.

Begitupun dengan Prabowo di Koalisi Indonesia Maju (KIM), sampai detik ini masih mempertimbangkan beberapa nama untuk diambil sebagai calon wakil presidennya.

Di sisi lain, "Bidak Catur" Jokowi semakin berembus kencang di tengah-tengah masyarakat. Kaesang misalnya, setelah didapuk menjadi Ketua Umum PSI beberapa minggu lalu, semakin gencar membangun komunikasi politik dengan berbagai pihak, baik dengan tokoh-tokoh politik maupun dengan berbagi kelompok masyarakat. Bahkan, PSI disebut-sebut akan segera mendeklarasikan dukungannya terhadap Prabowo.

"Bidak Catur" yang lain seperti Kaesang, semakin santer disebut-sebut memiliki peluang yang sangat kuat untuk mendampingi Prabowo sebagai Calon Wakil Presiden pada Pemilu 2024 mendatang. Kendati Putusan Mahkamah Konstitusi (MK), terkait gugatan batas minimal usia calon Presiden dan Wakil Presiden, baru akan dibacakan pada 16 Oktober 2023.

Tetapi banyak pihak menerka-nerka bahwa MK akan mengabulkan uji materi tersebut, yang artinya memperbolehkan Calon Presiden dan Wakil Presiden berusia di bawah 40 tahun. Di sinilah Gibran akan semakin berpotensi kuat mendampingi Prabowo yang selama ini menjadi pertanyaan besar aktor-aktor politik dan rakyat Indonesia adalah, di manakah posisi politik Jokowi?

Selama ini masyarakat melihat pada dua hal:

Pertama, dalam Perspektif Normatif.

Normatifnya adalah Jokowi sampai saat ini merupakan kader terbaik PDIP dan dalam karier politiknya dari awal sebagai Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, sampai Presiden RI dua periode diusung total oleh PDIP. Bahkan dalam Rakernas terakhir, banyak elite PDIP mengusulkan Jokowi memimpin partai pascakepemimpinan Megawati.

Begitupun dalam momentum PDIP mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Jokowi berada di tengah-tengah Megawati dan elite politik PDIP lainnya. Dengan kondisi tersebut, rasa-rasanya tidak mungkin Jokowi meninggalkan PDIP dengan tidak mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.

Kedua, Perspektif Politis.

Banyak pihak menyebut Jokowi adalah Master Mind dan King Maker dalam mendesain dinamika politk menjelang Pemilu 2024 mendatang. Bagaimana tidak, beberapa dinamika politik yang membuat "riuh" disebut-sebut "dalangnya" adalah Jokowi.

Misalnya saja, hengkangnya Cak Imin dari koalisi Prabowo yang kemudian bergabung dengan Koalisi Perubahan sampai dideklarasikan sebagai calon wakil presiden bagi Anies Baswedan.

Kondisi itu pula yang membuat sakit hati mendalam Partai Demokrat, sehingga menentukan sikap bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM). Bergabungnya Partai Golkar dan PAN juga disebut-sebut merupakan arahan Presiden Jokowi, yang sangat mengagetkan bergabungnya Kaesang ke PSI dan bak sulap dengan secepat kilat langsung didaulat sebagai ketua umum.

Padahal, PSI sedang mesra-mesranya dengan Prabowo, dan informasi terakhir disebut-sebut akan segera mendeklarasikan dukungannya terhadap Prabowo. Kita sangat paham PSI tidak bisa berkata tidak, jika Jokowi yang perintahkan. Fenomena politik termutakhir, nama Gibran kembali melesat untuk berpeluang menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo.

Padahal sampai hari ini Gibran adalah kader PDIP dan diusung menjadi Walikota Solo oleh PDIP.  Bahkan dalam waktu dekat Gibran dan Kaesang bersama akan menghadiri acara rakernas Projo. Sedangkan Projo sudah memberikan inisial nama "P" calon presiden yang akan didukungnya.

Dengan berbagai fenomena politik ini, di mana sebenarnya posisi politik Jokowi dalam konteks dukungan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024?

Salah satu jawabannya adalah langkah "bidak catur" Jokowi. Apa mungkin Prabowo dalam menentukan pasangannya berhubungan dengan Putusan MK dan berharap MK mengabulkan gugatan batas minimal usia calon presiden dan wakil presiden. Sehingga Gibran yang akan menjadi pasangan Prabowo mendaftar ke KPU sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 yang secara resmi diusung oleh KIM?

Kalau memang itu yang terjadi, tampaknya clear positioning Jokowi ada di Prabowo dan meninggalkan Ganjar beserta PDIP. Terlebih jika "bidak catur" kedua Jokowi yaitu Kaesang memutuskan PSI mendukung Prabowo sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.

Hal ini semakin mempertegas posisi Jokowi tidak lagi "bermain di dua kaki", namun sudah full kakinya ada di Prabowo. Namun jika Gibran tidak menjadi calon wakil presiden Prabowo, Kaesang tetap memutuskan PSI mendukung Prabowo, maka terlihat jelas Jokowi bermain di dua kaki.

Posisi politik Jokowi bisa disimpulkan full ke Ganjar Pranowo, kalau Gibran dan Kaesang berada di garis depan untuk memenangkan Ganjar sebagai presiden di Pemilu 2024. Sehingga 2 bidak catur Jokowi ini yang akan menjawab posisi politiknya yang selama ini menjadi pertanyaan banyak pihak.

Penulis adalah Founder Visi Nusantara Maju

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Menkeu: Inggris Bangkrut, Kondisi Keuangan Hancur

Minggu, 28 Juli 2024 | 17:54

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Pemindahan Ibu Kota Negara Ambisi Picik Jokowi

Sabtu, 27 Juli 2024 | 01:29

GMPH Desak KPK Usut Dugaan Penyalahgunaan Kekuasaan Cak Imin

Senin, 29 Juli 2024 | 12:54

KPK Tindak Tiga Rumah Sakit Pelaku Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:17

Christine Hutabarat Dicecar Soal Akuisisi Diduga Korupsi di ASDP

Rabu, 24 Juli 2024 | 13:52

UPDATE

Haiti Dilanda Banjir Besar, India Kirimkan Bantuan Kemanusiaan

Rabu, 31 Juli 2024 | 22:04

Diperiksa Besok, KPK Harap Walikota Semarang Kooperatif

Rabu, 31 Juli 2024 | 22:01

Buntut Dugaan Penganiayaan Terhadap Balita, Polisi Panggil Pemilik Daycare Wensen School

Rabu, 31 Juli 2024 | 21:41

Sambut Baik Pengesahan PP Kesehatan, IISD Beri Catatan Penting

Rabu, 31 Juli 2024 | 21:31

Tim SAR Gabungan Berhasil Evakuasi TKI Terdampar di Selat Malaka

Rabu, 31 Juli 2024 | 21:24

Penerapan BMAD Bisa Bikin Renggang Hubungan Indonesia-China

Rabu, 31 Juli 2024 | 21:20

Partai Nasdem Resmi Usung Ludi dan Bertha di Pilkada Pagar Alam

Rabu, 31 Juli 2024 | 21:20

Dalami Dugaan Korupsi PPPK Langkat, 94 Saksi Diperiksa Polda Sumut

Rabu, 31 Juli 2024 | 21:09

Pernyataan Megawati Mengintervensi Hukum, Bukan Sikap Negarawan

Rabu, 31 Juli 2024 | 21:02

Bendera PDIP dan Hanura Dikibarkan di Posko Pemenangan Edy Rahmayadi

Rabu, 31 Juli 2024 | 20:57

Selengkapnya