Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo saat meninjau ketersediaan stok beras di Kompleks Pergudangan Sunter, Jakarta/Net
Kebijakan impor beras akan dilakukan pemerintah untuk memastikan cadangan stok beras dalam negeri terpenuhi.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat meninjau ketersediaan beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan Kompleks Pergudangan Sunter Timur II, Kelapa Gading, Jakarta.
Presiden Jokowi menegaskan, stok beras dalam negeri pada dasarnya masih normal dan tercukupi.
"Yang di dalam gudang 1,6 juta (ton), dalam perjalanan 400 ribu ton sehingga akan ada stok 2 juta (ton). Stok kita biasanya hanya 1,2 juta, ini kita memiliki 2 juta (ton), sehingga kita tidak usah khawatir,β kata Presiden Jokowi, Senin (11/9).
Meski tercukupi, Presiden menyebut masih perlu impor beras. Selain untuk memastikan cadangan stok aman, impor juga untuk menekan kenaikan harga beras di pasar akibat fenomena El Nino di hampir semua negara.
βIni (impor) untuk memastikan kita memiliki cadangan stok. Itu harus untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan. Produksi (dalam negeri) pasti turun karena El Nino, meskipun juga saya lihat angkanya juga tidak banyak,β ujarnya.
Kepala Negara bahkan telah berkomunikasi dengan sejumlah pemimpin negara untuk mengimpor beras ke Indonesia. Mulai dari Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet; hingga dengan Presiden Bangladesh, Mohammad Shahabuddin.
"Dengan Perdana Menteri (India) Modi, dengan RRT juga dengan Premier Li. Stok kita sudah banyak, tapi kita tetap masih melihat di mana yang bisa (mengimpor beras). Tidak untuk sekarang, tapi untuk plan tahun depan juga mengantisipasi,β tutupnya.