Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

China Kritik Sanksi Baru, Tuding Washington Menyalahgunakan Kekuasaan

RABU, 14 JUNI 2023 | 13:31 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

China mengkritik sanksi baru yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) terhadap perusahaan mereka yang diduga terlibat dalam pelatihan pilot militer China dan pengembangan senjata.

Dalam pernyataannya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mendesak Washington  untuk menghentikan penyalahgunaan langkah-langkah pengendalian ekspor yang merugikan perusahaan-perusahaan Tiongkok.

"Amerika Serikat berulang kali melewati batas konsep keamanan nasional, dengan menyalahgunakan kekuasaan negara serta secara tidak sah menekan perusahaan-perusahaan Tiongkok, dan dengan sembrono mengganggu tatanan ekonomi internasional dan aturan perdagangan," kata Wang, seperti dikutip PBS Online, Rabu (14/6).


Lebih lanjut, Wang juga menyatakan bahwa negaranya menuntut agar Washington segera memperbaiki praktek buruk yang sering mempolitisasi, memanfaatkan, dan mempersenjatai masalah ekonomi, perdagangan dan yang lainnya dengan dalih hak asasi manusia, yang tidak berdasar.

Kritikan itu disampaikan Beijing setelah AS pada Senin, menjatuhkan sanksi kepada 43 entitas asing dan Tiongkok ke dalam daftar yang dikontrol ekspornya, atas alasan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri.

Di antara mereka yang terdaftar adalah perusahaan Frontier Services Group Ltd., sebuah perusahaan keamanan dan penerbangan yang sebelumnya didirikan oleh pendiri Blackwater, Erik Prince, dan Test Flying Academy of South Africa, sebuah sekolah penerbangan yang diawasi oleh otoritas Inggris karena melatih pensiunan pilot militer Inggris untuk melatih penerbang Tiongkok.

Perusahaan-perusahaan tersebut dilarang menerima ekspor dari AS untuk kegiatan yang dianggap bertentangan dengan kepentingan nasional negara.

Selain itu, menurut Departemen Perdagangan AS, beberapa perusahaan lainnya juga dikenai sanksi karena diduga membantu pengembangan senjata hipersonik Tiongkok, modernisasi militer, dan juga perusahaan yang diduga memasok barang untuk membantu pemerintah Tiongkok memantau etnis Uighur dengan ketat.

Sejauh ini, dalam tiga tahun terakhir, AS kerap memberlakukan beberapa putaran sanksi dan pembatasan impornya terhadap perusahaan yang diyakini membantu tindakan keras China terhadap etnis minoritas, khususnya wilayah Xinjiang Barat. Atas tindakan yang telah dikecam pemerintah China.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya