Berita

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto/Net

Politik

Ekonomi Dunia Babak Belur, Menko Airlangga: Global Solidarity Bukan hanya Jargon

SABTU, 10 DESEMBER 2022 | 07:53 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Perekonomian global masih menghadapi hantaman perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai efek lanjutan downside risks pandemi Covid-19 yang belum usai.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang disajikan sejumlah lembaga internasional memperlihatkan, tahun 2022 akan berada pada rentang 2,8%-3,2% dan terpangkas tajam untuk tahun 2023 menjadi hanya 2,2%-2,7%.

Ketidakpastian ini juga telah menempatkan perekonomian global berada dalam pusaran badai atau the perfect storm, sehingga mengakibatkan munculnya ancaman resesi global pada tahun 2023 nanti.


"Pandemi Covid-19 menunjukkan kepada kita bahwa global solidarity bukan hanya jargon. Tidak ada yang benar-benar aman, sampai seluruh dunia aman," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Sabtu (10/12).

Sinyal pelemahan ekonomi global tercermin dari kembali melambatnya Purchasing Managers’ Index (PMI) global di level kontraksi 48,8 pada bulan November 2022, setelah pada bulan sebelumnya tercatat pada 49,9.

Kontraksi PMI dialami sejumlah negara pada bulan November, seperti di China (49,4), Inggris (46,5), Amerika Serikat (47,7), Jepang (49), dan Jerman (46,2).

Sementara itu, pertumbuhan seluruh sektor manufaktur ASEAN pada bulan November 2022 tetap terjaga di level optimis di posisi 50,7. Kinerja manufaktur di sebagian besar negara di kawasan ASEAN masih menunjukkan tingkat ekspansi yakni Singapura (56,0), Filipina (52,7), Thailand (51,1), dan Indonesia (50,3). Selain itu, negara yang telah berada pada level kontraksi yakni Malaysia (47,9), Vietnam (47,4) dan juga Myanmar (44,6).

Mencermati tingginya ketidakpastian perekonomian global tersebut, perekonomian nasional patut untuk memiliki kewaspadaan tinggi dan bersiap menghadapi stagflasi global.

Tekanan capital outflow, depresiasi nilai rupiah, serta penurunan ekspor dan kinerja manufaktur yang berpotensi meningkatkan PHK menjadi dampak risiko eksternal yang harus mendapatkan perhatian lebih untuk diantisipasi.

Di tengah kondisi ketidakpastian dan eskalasi berbagai dampak the perfect storm pada perekonomian global, perekonomian Indonesia justru mampu menunjukkan resiliensi dengan capaian impresif di berbagai leading indicator.

Capaian ini tidak terlepas dari serangkaian kebijakan extraordinary measures dengan konsep people first policy yang diambil oleh Pemerintah dalam Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional selama ini.

“Negara-negara besar sudah melihat bahwa ekonomi terbesar di dunia ini yang masih positif atau istilah dari Kristalina the bright spot in dark adalah Indonesia dan ASEAN. Jadi ini kesempatan bagi Indonesia berada di dalam panggung dunia,” demikian Ketua Umum Partai Golkar ini menutup.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya