Berita

PM Inggris Liz Truss dan Presiden Joko Widodo/RMOL

Politik

Jokowi Harus Tiru PM Liz Truss yang Mundur Gegara Ekonomi Inggris Terpuruk

JUMAT, 21 OKTOBER 2022 | 15:57 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Mundurnya Liz Truss dari jabatan Perdana Menteri (PM) Inggris seharusnya menjadi pelajaran bagi Joko Widodo untuk menyatakan mundur dari jabatan Presiden karena nilai rupiah semakin anjlok yang bisa menyebabkan ekonomi terpuruk.

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, nilai rupiah saat ini juga  anjlok hingga mendekati Rp 16 ribu per dolar Amerika Serikat.

Hal itu juga terjadi di Inggris, dimana mata uang Poundsterling juga mengalami anjlok yang membuat Liz Truss mundur dari jabatannya meskipun baru menjabat 45 hari lantaran merasa malu dan gagal untuk mempertahankan poundsterling.


"Konsekuensinya Perdana wanita setelah Margaret Thatcher itu mundur dengan gentlemen secara kasatria. Jika tidak, pounds akan semakin terpuruk dan ekonomi Inggris dalam bahaya besar. Nah hal itu juga semestinya menjadi pelajaran bagi Jokowi untuk menyatakan mundur atas kegagalan dia membuat rupiah semakin anjlok dan ekonomi akan semakin terpuruk," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (21/10).

Apalagi kata Muslim, pujian Direktur IMF soal pertumbuhan ekonomi 5,4 persen yang diklaim oleh Presiden Jokowi tidak dapat menolong anjloknya nilai rupiah.

"Solusinya Jokowi harus mundur. Jika tidak, ekonomi akan semakin parah karena jika Jokowi tetap bertahan di tengah kepercayaan pasar semakin rendah, ekonomi akan menjadi parah. Dan berakibat pada gonjang ganjing politik dan keamanan akan tak terkendali," kata Muslim.

Bahkan, jika Jokowi tidak segera mundur, dikhawatirkan akan lebih parah melebihi reformasi. Mengingat, Jokowi pernah berjanji saat kampanye dengan menyatakan dolar akan menjadi Rp 10 ribu, namun tidak terbukti.

"Dan ini salah satu kegagalan Jokowi dalam bidang ekonomi dan keuangan. Jadi tidak ada opsi lain, bila ekonomi ingin terselamatkan ya Jokowi mundur," pungkas Muslim.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya