Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Krisis Energi dan Lonjakan Inflasi, Jerman Bakal Terseret dalam 'Kemarahan Musim Dingin'

SABTU, 13 AGUSTUS 2022 | 06:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Musim dingin kali ini akan menjadi musim dingin yang paling tidak diinginkan oleh masyarakat Jerman di mana negara itu berada dalam krisis energi yang parah.

Setelah hantaman pandemi virus corona yang panjang yang berdampak pada perekonomian, kini menyusul konflik Ukraina yang memicu krisis energi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negera itu.

Stephan Kramer, Presiden Kantor Thuringian untuk Perlindungan Konstitusi mengatakan, faktor-faktor itu bisa membawa Jerman pada gerakan protes besar.

“Konflik di Ukraina dan ketakutan eksistensial ekonomi yang terkait dengan krisis energi, dan ketidakpuasan umum terhadap segala sesuatu..., semua orang memainkan peran yang semakin penting. Rekan saya Muller dari Brandenburg dengan tepat berbicara tentang apa yang disebut 'kemarahan musim dingin'. Kami melihatnya, ini semua bisa mengarah ke sana," kata Kramer, seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (12/8).

Selama musim gugur, masyarakat Jerman melihat situasi yang "mengancam" yaitu kekurangan gas, kesulitan energi, masalah pasokan, kemungkinan resesi, pengangguran, dan juga angka kemiskinan yang meningkat. Bahkan, kelas menengah saat ini mulai antre di layanan makanan gratis.

Ia mengakui sulit memaparkan bagaimana gerakan protes bisa berkembang akibat hal-hal itu, tetapi berdasarkan pengalaman beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa, "ketahanan menurun dan agresivitas meningkat, bahkan sampai menyerukan kekerasan di antara bagian-bagian populasi," katanya, menambahkan bahwa semua orang harus siap dengan kenyataan bahwa kemungkinan akan terjadi situasi krisis yang sangat emosional.

Untuk itu, Kantor Perlindungan Konstitusi Thuringian akan mengambil setiap tindakan pencegahan untuk memastikan hukum dan ketertiban setiap saat

Dia mengingatkan agar orang-orang tidak ikut-ikutan aksi protes secara sembarangan.

"Ada aksi protes yang sah, tetapi ada banyak aksi protes yang justru menimbulkan bencana. Sebaiknya memilah dengan bijak demonstrasi mana yang harus diikuti, atau, lebih baik lagi, jauhi agar tidak mendukung musuh-musuh demokrasi," katanya.

"Penting untuk mencegah para ekstremis menyusup dan mengeksploitasi situasi itu, sehingga masyarakat tidak terseret dalam bentrokan kekerasan yang justru melawan polisi dan negara.

Masyarakat Jerman saat ini bergelut dengan suasana hati yang tidak menentu dan marah, menurutnya. Tumbuh pesimistis di antara penduduk di mana kepercayaan kepada negara, institusi, dan aktor politiknya, menurun. Masyarakat mulai didera keraguan.

"Ini adalah suasana hati yang sangat emosional dan eksplosif yang dapat dengan mudah meningkat," tambahnya.

Komentar Kremer muncul setelah Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Kamis (11/8) mengatakan bahwa dia tidak berharap ada aksi protes di tengah krisis energi yang menghancurkan negaranya. Pemerintah telah menerapkan langkah-langkah untuk menyelamatkan negara dari krisis energi dan juga inflasi.  

Awal 2022, pemerintah Jerman meluncurkan paket 30 miliar euro untuk membantu penduduk dari keterpurukan ekonomi, termasuk pemotongan pajak bahan bakar dan tiket transportasi.

Pemerintah Jerman juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengisi fasilitas penyimpanan gas menjelang musim dingin, dan untuk mengurangi konsumsi gas, pemerintah memberikan lampu hijau kepada pembangkit listrik tenaga batu bara untuk beroperasi kembali.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya