Berita

Ustaz Abdul Somad tak yakin pihak Singapura rajin memantau isi ceramahnya di media sosial/Repro

Politik

Tak Yakin Singapura Rajin Pantau Pengajiannya, UAS: Siapa Sebetulnya yang Sampaikan Poin-poin itu ke Mereka?

KAMIS, 19 MEI 2022 | 09:40 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Ustaz Abdul Somad (UAS) merasa heran siapa yang menyampaikan poin-poin ceramahnya hingga dianggap menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi oleh Pemerintah Singapura. Sebab UAS tak yakin pihak Singapura rajin memantau semua ceramahnya yang tersebar di media sosial.

Keheranan itu disampaikan langsung oleh UAS saat diwawancarai oleh Refly Harun dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube Refly Harun bertajuk "Siapa Yang Memberi Tahu Singapura Materi Ceramah Saya?! Wwc Xklusif Dengan UAS!!" pada Rabu (18/5).

Refly mengawali obrolan dengan memintai tanggapan UAS terkait banyaknya ulama yang berceramah dan menjadi kontroversial karena dianggap menghina agama lain setelah video ceramahnya tersebar di media sosial.


"Itulah perlunya kecerdasan, karena kita bukan robot. Kita nih bukan komputer, kita nih manusia. Konteksnya di mana, intonasinya bagaimana, menjelaskannya bagaimana," ujar UAS seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (19/5).

Karena, menurut UAS, di dalam menyampaikan sesuatu, harus ada aturan. Di mana, ketika menyampaikan kepada majelis yang di dalamnya sesama umat Islam dalam kajian tertutup, maka tidak menjadi persoalan menjelaskan tentang ajaran agamanya.

"Toh kita tidak pernah dengar kajian tokoh agama lain untuk nyari kesalahan, gimana biar supaya nanti dia keseleo, dia salah sebut, belum ada sampai hari ini orang Islam nuntut tersinggung karena disebut domba tersesat. Kita juga enggak rese nyari-nyari," kata UAS.

Sehingga UAS pun merasa heran ketika pihak Singapura menjadikan alasan ceramahnya berisi ajaran ekstremis untuk mendeportasi dirinya saat memasuki Pelabuhan Tanah Merah pada Senin kemarin (16/5).

"Jadi Kementerian Luar Negeri Singapura, apa betul serajin itu mereka mengikuti pengajian saya? Dan kalau memang betul mereka rajin, apa paham pegawai-pegawai itu tentang kajian saya? Siapa sebetulnya yang menyampaikan poin-poin itu ke mereka?" heran UAS.

Keheranan UAS itu bukan tanpa alasan. Karena, dirinya sempat juga dilarang atau dideportasi saat hendak memasuki negara lain.

"Kita kan bisa baca dari indikasi Bang Refly, akhir 2018 saya ada jadwal ke Timor Leste. Programnya 3, ketemu dengan Pak Xanana Gusmao, ketemu uskup dan tablig akbar di Masjid besar Timor Leste, dan semua sudah diurus, saya dapat visa, saya pun berangkat. Sampai di Airport, tim saya masuk, saya ditahan. Saya tanya, kenapa saya tidak boleh masuk? Karena kami baru dapat sejam yang lalu faks dari Jakarta bahwa ustaz adalah teroris," beber UAS.

"Jadi, saudara kita di Timor Leste dapat infonya dari sini. Lalu kemudian saya pernah disetop tidak boleh masuk di Swiss. Saya tanya kenapa tidak boleh masuk? Mereka tunjukkan print, dia tunjuk gambar pernah diusir dari Amsterdam waktu ngasih seminar. Karena sudah diusir di Amsterdam kami takut buat keributan juga nanti di Swiss," sambung UAS.

UAS pun kembali merasa heran pihak Swiss mendapatkan info tersebut dari mana. Dan ternyata kata UAS, data tersebut berasal dari Indonesia.

"Dari mana orang Swiss bisa dapat print? Dari Indonesia. Siapa yang ngirim? Itu lah namanya teori konspirasi. Konspirasi itu tidak bisa diungkap. Kalau bisa diungkap, ya tidak konspirasi. Untuk membusukkan," pungkas UAS.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya