Presiden Aleksander Lukashenko/Net
Belarusia merasa perlu untuk bertindak atas kekejaman pasukan Ukraina yang mulai melakukan kekerasan terhadap para sopir truk yang ada di perbatasan.
Presiden Aleksander Lukashenko dalam wawancaranya dengan media pemerintah mengatakan, atas kasus tersebut dan untuk kali itu, pasukan belarusia akhirnya 'harus' melakukan operasi khusus di Ukraina.
Ia mengatakan bahwa pasukannya menyerbu ke Ukraina untuk 'membebaskan pengemudi truk' yang diduga ditangkap oleh 'bajingan', seperti dilaporkan Daily Mail, Kamis (7/4).
"Itu sampai pada titik bahwa bajingan ini mulai menangkap orang-orang kami di sana, terutama pengemudi yang kebetulan ada di sana pada saat itu. Saya memperingatkan Ukraina bahwa kami akan dipaksa untuk melakukan operasi untuk membebaskan orang-orang ini. Kami melakukan operasi khusus dan membebaskan semua orang kami," ujar Lukashenko berapi-api.
Amarah itu muncul di saat bersamaan dengan keluhannya tentang perang Rusia di Ukraina yang ikut menyeret Belarusia ke dalamnya.
Belarus dianggap sebagai 'kaki tangan Rusia sang agresor' dalam perang di Ukraina.
Ia menguraikan bahwa selama ini Belarusia selalu dikaitkan dengan perang Rusia di Ukraina. Belarusia ikut diseret, ikut dikecam, dan ikut dikenakan sanksi. Namun dalam putaran pembicaraan damai antara delegasi dari Kiev dan Moskow, yang telah diadakan di Belarus dan Istanbul, Misk tidak diikutsertakan.
"Kami bekerja atas dasar bahwa perang ini hanya melewati pagar negara kami dan itu mempengaruhi situasi di negara kami dengan cara yang paling serius. Oleh karena itu, tidak boleh ada kesepakatan terpisah di belakang Belarus," tegasnya.
Ia menyesali sikap Barat yang dipandangnya sangat egois, yang menyalahkan dan menuding Belarusia hanya karena sekutu dekat Rusia.
“Tidak ada negosiasi tanpa Belarus. Jika Anda menyeret kami ke dalam ini, terutama negara-negara Barat, maka posisi Belarusia secara alami harus didengar dalam pembicaraan. Kami telah dimasukkan ke keranjang yang sama bersama dengan Rusia!" katanya.
Sesungguhnya, Belarus tidak menginginkan perang di perbatasannya dan sekali lagi menekankan perlunya negosiasi. Perang di perbatasan Rusia-Ukraina hanya akan membuat Belarusia menderita.
"Kami tidak membutuhkan perang ini, karena kami dapat berakhir paling menderita sebagai akibat dari konflik ini, konflik antara dua bangsa Slavia. Saya telah mengatakan ini sejak hari pertama konfrontasi antara Ukraina dan Rusia," kata Lukashenko.
Belarusia telah berkali-kali menegaskan dukungan untuk negosiasi antara Rusia-Ukraina. Sayangnya, Belarus dinyatakan sebagai kaki tangan penyerang (Rusia) tanpa alasan yang jelas, lalu disusul dengan pemberian sanksi. Menyusul dugaan bahwa Belarus telah mengizinkan pasukan Rusia untuk menggunakan negara yang berbatasan dengan Ukraina sebagai pangkalan militer Rusia.
Pada akhirnya, Lukashenko mengakui, seluruh era sejarah berakhir dengan dimulainya operasi militer khusus di Ukraina.
“Tidak ada keraguan bahwa dengan peluncuran operasi khusus Rusia di Ukraina, seluruh era sejarah telah berakhir. Di tengah meningkatnya konfrontasi antara aktor-aktor utama, titik balik baru antara Timur dan Barat muncul,†katanya.