Berita

Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa Frans Timmermans /Net

Dunia

Pengakuan Putin atas Kedaulatan Donetsk dan Luhansk adalah Hari Tergelap dalam Sejarah Eropa Modern

RABU, 23 FEBRUARI 2022 | 07:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pengakuan kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dikecam berbagai pihak, terutama negara-negara Uni Eropa.

Berbicara di Forum Menteri untuk Kerjasama di Indo-Pasifik di Paris, Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa Frans Timmermans mengutuk Moskow atas keputusannya yang “terang-terangan” dan tidak dapat diterima untuk mengakui kemerdekaan dua wilayah yang dikuasai separatis dan memisahkan diri di Donbass tersebut.

“Dengan mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, Rusia melanggar aturan dasar hukum internasional yang diabadikan dalam Piagam PBB dan merusak arsitektur keamanan global,” kata Timmermans, seperti dikutip dari RT, Selasa (22/2).


Timmermans dalam pernyataannya juga mengatakan bahwa pengakuan kedaulatan Donetsk dan Luhansk oleh Rusia sebagai salah satu hari tergelap dalam sejarah Eropa.

“Hari ini, tanpa diragukan lagi, adalah salah satu hari tergelap dalam sejarah Eropa modern. Rusia bukan lagi kekuatan untuk mendominasi, oleh karena itu (ia) memilih untuk mengganggu,” kata Timmermans.

“Reaksi kami terhadap perilaku itu akan menentukan bukan hanya keamanan Eropa; itu akan menentukan keamanan global untuk tahun-tahun mendatang. Ini bukan hanya masalah Eropa meskipun itu terjadi di Eropa,” ujarnya.

Pada Senin, Putin menandatangani dekrit yang mengakui Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR) sebagai negara independen dan berdaulat. Kedua wilayah itu memisahkan diri dari Kiev pada 2014, menyusul peristiwa Maidan ketika protes jalanan yang diwarnai kekerasan menggulingkan pemerintah.

Dokumen tersebut akan memungkinkan Moskow untuk menandatangani perjanjian internasional dengan negara-negara yang memisahkan diri, seperti permintaan resmi untuk bantuan kemanusiaan atau penyebaran misi penjaga perdamaian.

Keputusan Putin untuk mengakui negara-negara yang memisahkan diri terjadi setelah delapan tahun Moskow menyerukan agar mereka diintegrasikan kembali ke Ukraina dengan status khusus, sebagaimana disepakati dalam perjanjian Minsk 2014 dan 2015.

Namun, setelah hampir satu dekade menemui jalan buntu dalam proses perdamaian, Putin menyatakan mereka sebagai negara merdeka, sesuatu yang sebelumnya tidak diungkapkannya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya