Berita

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas/Net

Politik

Sirojudin Abbas: Mayoritas Masyarakat Tak Ingin Pemilu 2024 Diundur

SABTU, 22 JANUARI 2022 | 07:29 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Hingga saat ini belum ada konsensus di antara para penyelenggara negara, baik pemerintah maupun DPR untuk mengundurkan jadwal pemilu.

Isu pengunduran jadwal pemilu juga bukan aspirasi yang datang dari kalangan massa.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas menyikapi pernyataan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia yang mengklaim kalangan pengusaha menginginkan pengunduran pemilu ke tahun 2027.


"Para pendukung pengunduran jadwal pemilu menggunakan preseden sejarah perubahan jadwal pemilu 2002 ke 1999. Tapi yang harus diingat, konteks politik dan sosial kala itu sangat berbeda dengan sekarang," kata Sirojudin dalam Webinar Moya Institute bertajuk 'Pandemi dan Siklus Politik Indonesia Jelang 2024', Jumat (21/1).

Sirojudin berujar, kala itu ada krisis multidimensi yang dialami Indonesia sejak 1997 hingga melahirkan era reformasi pada 1998.

Ketidakpercayaan pada pemerintahan transisi maupun MPR/DPR hasil Pemilu 1997 sangat tinggi di kalangan masyarakat atau massa. Sehingga, para elite penyelenggara negara pun bersepakat untuk memajukan jadwal Pemilu menjadi 1999.

"Kondisi seperti itu tak terjadi saat ini. Survei kami pada September 2021 lalu menunjukkan 82,5 persen responden menghendaki pemilu tetap dilaksanakan pada 2024," lanjut Sirojudin.

Dalam diskusi yang sama, pengamat politik Komaruddin Hidayat menyatakan, proses pendewasaan demokrasi telah terjadi saat ini. Masyarakat mulai kritis terhadap pemerintah dan partai-partai politik, termasuk dalam hal sirkulasi kepemimpinan nasional.

"Masyarakat mulai mampu memilah mana pemimpin atau partai politik yang mengecewakan. Mereka juga mengetahui mana calon pemimpin berkualitas bagus namun sulit untuk maju karena tak diakomodir oleh partai," tambah Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) itu.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Moya Institute, Hery Sucipto mengingatkan berbagai pihak untuk tidak bermain 'api' dengan mengusulkan hal yang sejatinya di luar hukum dan konstitusi, seperti pengunduran jadwal pemilu.

"Kecuali ada situasi yang sangat darurat, mungkin perubahan besar itu bisa dimaklumi. Tapi saat ini khan tidak terjadi demikian," tutup Hery.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya