Berita

Rapat tahunan BDL di Bali/Ist

Dahlan Iskan

Camat Gembira

SENIN, 17 JANUARI 2022 | 05:29 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

INI tentang teman terbaik saya di Bali. Yang sebulan terakhir dua kali ke rumah saya di Surabaya.

Baru kemarin saya menemuinya di Bali –setelah lebih 2 tahun tidak bisa ke pusat wisata itu. Sekalian ada acara BDL –perusahaan logistik yang ''break the impossible'' justru di tahun Covid 2021.

Nama perusahaan itu Bangun Desa Logistik –tapi urusannya lebih banyak dengan penerbangan. Di situ saya bertemu untuk kali pertama: Dirut Batik Air Wisnu Wijayanto. Juga Dirut BDL yang awalnya saya hanya hafal nama depannya: Soeryo Bawono –teman seiring di senam Monas sejak tahun 2010. Beberapa direktur anak perusahaan Angkasa Pura juga hadir dan bisa ngobrol bersama.

Malamnya saya masih bisa kongkow bersama mereka di belakang hotel: sambil makan malam di dekat pantai Canggu. Inilah juga kali pertama saya ke Canggu –pantai yang lebih ke barat dari Seminyak, apalagi Kuta.

Tentu saya bertanya mengapa dipilihkan tidur di Canggu. "Inilah pantai yang sekarang lagi happening di Bali," ujar Soeryo. Ia pun bercerita: dulunya turis bule suka ke Kuta. Ketika Kuta kian ramai, mereka bergeser ke barat: Seminyak. Ramai lagi. Mencari objek baru: Canggu.

Canggu pun kelak akan penuh dengan turis lokal dan Asia. Turis bule masih bisa ke yang lebih Barat lagi: jangan-jangan kelak sampai Gilimanuk.

Saya memang menemukan beberapa turis bule di Canggu. Di pantainya. Di lautnya –mereka surfing. Di restorannya. Di barnya –ikut nonton bareng Manchester City lawan Chelsea.

Saya salut pada mereka.

"Kan belum ada pesawat komersial asing yang mendarat di Bali. Bagaimana mereka bisa datang di sini," tanya saya.

"Umumnya lewat Jakarta," ujar Soeryo.

"Kan harus karantina 14 hari? Mereka mau?"

“Mereka ini fans Bali yang die hard. Karantina 14 hari mereka jalani," katanya. Itu karena mereka bisa tiga bulan atau lebih di Bali.

Ups... Ternyata ini masih belum tentang teman karib saya di Bali itu.

Ini masih tentang BDL. Ini karena di forum BDL itu saya terperangah. Rapat kerjanya begitu ''liar''. Saya seperti menghadiri kebaktian di gereja Mawar Sharon: sebentar-sebentar menyanyi. Lagu-lagunya riang-gembira. Ada yang joget segala. Yakni ketika lagu dangdut Mendung Tanpo Udan berkumandang. Saya ikut joget sekadarnya: lagu itu –dan gerakan itu– ada di rangkaian senam-joget saya.

Di sela-sela lagu itu Soeryo mendeklarasikan perubahan nomenklatur manajemen BDL. Jabatan CEO ia hapus: diganti Camat. Jabatan direktur juga hilang: diganti Kades. Sebutan manajer diganti Kadus (kepala dusun). Dan manajer di bawahnya diganti dengan jabatan mantri.

Semua disambut dengan gembira. Tepuk tangan. Nyanyi lagi.

Saya sampai kehilangan angin ketika harus jadi pembicara berikutnya di raker itu. Saya berpikir sejenak: sebenarnya, kegembiraan itu timbul karena perusahaan maju, atau sebaliknya: perusahaan maju karena dikerjakan dengan gembira.

Saya minta bantuan dirut Batik Air untuk maju. Wisnu pasti bisa menjawab dengan baik. Saya perhatikan isi sambutannya sebelum saya: Wisnu pintar sekali. Orang-orang di ruang itu memanggilnya kapten. Saya pikir itu karena ia kapten pilot.

Ternyata Wisnu double kapten. Di samping pilot pesawat komersial –ia biasa menerbangkan Airbus 320– Wisnu juga kapten TNI-AU –sebelum memilih pensiun muda dari kemiliteran. Ia alumni Akabri. Demikian juga ayahnya –pensiun ketika berpangkat bintang satu TNI-AU.

Dilihat sesapuan Wisnu tidak menggambarkan sosok imajinatif seorang dirut. Apalagi dirut perusahaan sebesar Batik Air. Orang akan menyangkanya sebagai penyanyi rap. Badannya kurus, rambutnya tidak ditata, lengan baju kausnya digulung sampai dekat ketiak, celana jeans-nya robek-robek di lutut, dan anting-antingnya berkedip-kedip. Konon banyak tato pula.

Tapi saat berbicara terlihat benar kedalaman ilmu dan literaturnya. Selera humornya juga sangat baik. "Saya doakan BDL tidak bisa lebih maju lagi," katanya menyentak. Wisnu memang baru saja melihat yang pertama: peserta raker tepuk tangan sampai tiga menit untuk merayakan kemajuan. "Kalau lebih maju lagi saya takut disuruh tepuk tangan 1 jam," katanya.

Wisnu bisa bicara sangat detail dan mendalam soal ini: bagaimana perusahaan penerbangan harus bisa efisien. Di mana saja efisiensi bisa dilakukan. Bagaimana memilih jenis pesawat yang lebih efisien sebelum membelinya. Termasuk hubungan jumlah roda dengan kemampuan landasan.

Maka Wisnu tidak sedang guyon ketika menjawab pertanyaan saya tadi. "BDL maju karena dikerjakan oleh mereka yang berhati gembira. Gembira yang membuat maju," katanya.

Saya pun ingat kata-kata doktor ahli tafsir Quran yang menjabat gubernur NTB dua periode: Tuan Guru Bajang. Ia menyebut hasil pengamatan di Mesir, saat mendapat gelar doktor di sana: sebuah kamera dipasang rahasia di pintu keluar masjid. Khusus untuk mengamati raut wajah Jemaah yang baru keluar dari salat Jumat. "Tidak ada yang berwajah gembira. Sebagian besar mrengut," katanya.

Camat Soeryo kelihatan mampu menciptakan kegembiraan di perusahaannya. Pun ketika masih menjabat CEO. Alangkah lebih horee-nya ketika ia mulai menjabat camat nanti.

Jangan-jangan ia-lah satu-satunya camat di Indonesia yang bisa membuat gembira di lingkungannya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

UPDATE

Cuma Rebut 1 Gelar dari 4 Turnamen, Ini Catatan PBSI

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:37

Anggaran Dipangkas Belasan Triliun, Menag: Jangan Takut!

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:31

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,03 Persen Sepanjang 2024

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:23

Aset Raib ID Food Ancam Asta Cita Prabowo

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:13

Persoalkan Penetapan Tersangka, Tim Hukum Hasto Ungkap Sprindik Bocor

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:10

Setelah Identifikasi, Jasa Raharja Pastikan Salurkan Santunan Kecelakaan GTO Ciawi

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:59

Truk Pengangkut Galon Kecelakaan, Saham Induk Aqua Anjlok Merosot 1,65 Persen

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:57

Komisi V DPR Minta Polisi Investigasi Perusahaan Aqua

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:51

Partai Buruh Geruduk Kantor Bahlil Protes LPG 3 Kg Langka

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:41

DPR Siap Bikin Panja Imbas Laka Maut Truk Galon Aqua

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:30

Selengkapnya