Berita

Foto: Istimewa

Publika

Pesantren Nasi Bungkus

SELASA, 23 NOVEMBER 2021 | 16:12 WIB | OLEH: JOKO INTARTO

NAMANYA Yusrin Yunus. Usianya 45 tahun. Tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan. Pekerjaan pengusaha warung makan Nasi Kuning Bunda. Outletnya ada dua: Satu di teras rumahnya. Satu lagi outlet bergerak menggunakan mobil Daihatsu Grand Max yang direstorasi.

Sebelum bebisnis warung makan, Yusrin bekerja di Wonokoyo, salah satu perusahaan pakan ternak raksasa di Indonesia. Latar belakang pendidikannya memang mendukung. Ia lulusan Fakultas Peternakan Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, tahun 1999.

Saat masih kuliah itulah saya mengenal Yusrin. Ia menjadi wartawan magang di koran harian "Mercusuar" Palu. Saat itu, saya ditugaskan Pak Dahlan Iskan untuk memimpin koran tersebut.

Yusrin anak kembar. Kembarannya, Yusran Yunus, juga ikut magang di "Mercusuar". Dari koran lokal itu, Yusran menjadi wartawan professional di harian "Bisnis Indonesia". Karirnya melejit. Sempat menjadi kepala biro Medan sebelum menjadi redaktur di portal koran bisnis itu.

Yusrin dan Yusran sudah seperti adik saya sendiri. Ibu mereka berdua pun sudah seperti ibu saya sendiri. Ketika anak pertama saya lahir di Palu, ibunya yang mengurusi semuanya. Termasuk yang mengajari istri saya memandikan bayi.

Saat Yusran melamar pacarnya, saya yang menjadi wakil keluarganya. Pacarnya orang Jawa. Asal Klaten. Tinggal di Cimanggis, Jakarta Timur. Saya mewakili orang tuanya karena harus menggunakan adat Jawa.

Dua tahun lalu, Yusran meninggal dunia akibat gangguan paru-parunya. Semacam kanker. Padahal ia tidak merokok.

Di sela-sela acara itulah saya bertemu Yusrin. Ia berkonsultasi karena perkembangan usaha warungnya kurang cepat. Sudah beberapa tahun berjalan, masih begitu-begitu saja. Outletnya hanya dua. Belum bisa bertambah.

Saya berikan ide sederhana: Membuat paket donasi makan gratis. Promosinya melalui media Whatsapp. Laporannya melalui Whatsapp. Saya bantu juga membuat konsep narasi penawarannya.

Seminggu kemudian Yusrin mengikuti saran saya. Ia mulai mempromosikan paket sedekah nasi kuning dengan nama "Juba". Artinya Jumat Barokah. Satu paket Rp 10.000. Untuk menunya yang cukup lengkap, harga itu aangat murah. Ia memang hanya mengambil untung sekedarnya saja. Itu pun dipisahkan dari pendapatan warung regular.

Dalam seminggu, Yusrin mengggunakan 4 hari untuk promosi. Sehari untuk merekap order. Sehari untuk memasak dan distribusi. Sehari lagi untuk membagikan laporan. Begitu terus yang ia kerjakan. Konsisten. Istiqomah.

Tahun lalu, ia laporan: Juba sudah berkembang di 8 kota provinsi. Model yang dijalankan di Makassar ditiru di kota lainnya. Berhasil. Donasi setiap minggunya tidak pernah kosong. Alhamdulillah.

Semalam Yusrin mengontak saya lagi. Ia baca di Facebook kalau Jagaters Studio sedang mengerjakan virtual event di Makassar. Ternyata saya tidak ikut.

Lagi-lagi Yusrin laporan: Dari program Juba, ia sudah bisa mendirikan sebuah yayasan sosial yang mengelola sebuah rumah tahfiz di kota Makassar. Anak didiknya 25 orang.

Di tangan orang-orang yang istiqomah, ide yang biasa ternyata bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

Penulis adalah wartawan senior

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya