Berita

Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam (PP GPI), Khoirul Amin/Net

Politik

Biar Adil Dan Solutif, Potong Gaji Pejabat Untuk Makan Rakyat Yang Terdampak Pandemi

SABTU, 10 JULI 2021 | 08:56 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Gerakan Pemuda Islam (GPI) mengusulkan agar gaji pejabat termasuk anggota TNI, Polri, Satpol PP, dan PNS lain, dipotong minimal setengah untuk diperuntukkan kepada rakyat yang terdampak kebijakan PPKM Darurat.

Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GPI, Khoirul Amin mengatakan, rakyat yang terdampak harus dibantu, karena tidak dapat beraktivitas mencari makan di tengah pandemi Covid-19.

"Jika rakyat tidak bisa beraktivitas mencari makan. Maka, tidak mati karena corona, tapi bisa mati karena kelaparan," ujar Amin kepada wartawan, Sabtu (10/7).


Amin pun menjelaskan, pemerintah jangan membuat kebijakan dengan mengatasnamakan kemanusiaan, akan tetapi di sisi lain juga menabrak sisi kemanusiaan yang lain.

"Membatasi penyebaran dan penularan virus memang persoalan kemanusiaan. Tapi juga perlu diingat, dengan dibatasi dan rakyat tidak bisa makan, itu juga masalah kemanusiaan yang harus dipikirkan," tegasnya.

Untuk itu, Sekjen GPI itu berharap, para pejabat dan aparat yang menjalankan tugas harus mengedepankan humanisme dan edukasi yang baik.

"Jujur kadang saya risih melihat oknum Satpol PP yang gayanya lebih galak dari Polisi maupun TNI. Mestinya juga mikir, rakyat dikurung di rumah dan tidak diberi makan. Maka bisa mati kelaparan," tandasnya.

"Mungkin mereka tidak merasakan itu, sebab mereka punya gaji dari negara. Jadi urusan dapur tetap aman walau PPKM diterapkan berbulan-bulan. Tapi bagaimana dengan rakyat yang tidak punya gaji?" lanjut Khoirul Amin.

Dia mempertegas kembali bahwa dengan pemotongan gaji para pejabat adalah solusi, agar pejabat tersebut dapat merasakan penderitaan rakyat bawah di masa pandemi.

"Dengan memotong separo gaji, atau menghapus gaji para pejabat di masa pandemi. Dan uangnya dialokasikan untuk makan rakyat adalah solusi yang adil dan solutif," tutup Amin.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Eddy Soeparno Bicara Komitmen Prabowo Percepat Dekarbonisasi

Senin, 15 Desember 2025 | 16:13

Praperadilan Kakak Kandung Hary Tanoesoedibjo Dua Kali Ditolak Hakim

Senin, 15 Desember 2025 | 15:55

Miliarder Siapkan Hadiah Besar Atas Aksi Heroik Warga Muslim di Bondi Beach

Senin, 15 Desember 2025 | 15:48

DPR Tegaskan Perpol 10/2025 Tidak Bertentangan dengan Konstitusi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:41

Ketaatan pada Rais Aam Fondasi Kesinambungan Khittah NU

Senin, 15 Desember 2025 | 15:39

Gubernur Sulut Dukung Penguatan Kapasitas SDM Bawaslu

Senin, 15 Desember 2025 | 15:29

Keselamatan Masyarakat Harus Jadi Prioritas Utama Selama Nataru

Senin, 15 Desember 2025 | 15:19

Pramono Terima Hasil Kongres Istimewa MKB Demi Majukan Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:12

KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto

Senin, 15 Desember 2025 | 14:54

Command Center Diresmikan Percepat Digitalisasi dan Pengawasan Kopdes Merah Putih

Senin, 15 Desember 2025 | 14:43

Selengkapnya