Berita

Menteri Perdagangan Australia, Dan Tehan/Net

Bisnis

Di Tengah Hubungan Yang Buruk, Eksportir Australia Mulai Cari Cara Beralih Dari China Ke Vietnam Dan Indonesia

JUMAT, 04 JUNI 2021 | 16:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bagi para eksportir Australia, memiliki bisnis yang normal dengan China di saat hubungan kedua negara dalam kondisi yang buruk seperti saat ini, merupakan sesuatu yang mustahil.

Laporan terbaru yang dirilis Kamar Dagang dan Industri Australia pada jumat (4/6), mengatakan, bahwa  akibat sengketa perdagangan antara kedua negara, eksportir Australia saat ini mulai mencari cara untuk beralih dari China ke pasar lain, termasuk Vietnam, Indonesia, dan Malaysia. Laporan tersebut berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 189 operator bisnis Australia.

“Manajemen tarif sangat merugikan perusahaan,” kata penulis laporan tersebut, seperti dikutip dari Bloomberg.

“Untuk perusahaan-perusahaan yang berdagang di kawasan Asia, terutama dengan China, ada kekecewaan yang semakin besar dengan kesulitan mengelola hubungan internasional,” lanjutnya.

Laporan itu menunjukkan bahwa beberapa eksportir Australia yang disurvei mengatakan bisnis mereka berjalan dengan baik sampai pandemi dimulai, dan perselisihan geopolitik antara pemerintah Morrison dan China muncul. Para menteri Morrison mengklaim upaya mereka untuk melakukan kontak dengan rekan-rekan di Beijing telah ditolak selama lebih dari setahun.

“Kami ingin melanjutkan keterlibatan ekonomi konstruktif kami dengan China,” kata Menteri Perdagangan Dan Tehan dalam pidato webinar hari Jumat (4/6).

“Jelas, pada saat itu sulit. Tetapi salah satu hal yang sangat kami komitmenkan adalah bersabar dan mencoba memastikan bahwa kami melakukan segala yang kami bisa untuk membuat keterlibatan konstruktif itu terjadi lagi,” lanjut Dan.

Eksportir Australia juga semakin khawatir bahwa pemerintah Morrison akan membuat pernyataan publik yang tampaknya memicu ketegangan dengan China, kata laporan kamar itu.

Menteri Dalam Negeri Australia Michael Pezzullo pada bulan April mengatakan kepada stafnya "di dunia yang penuh ketegangan dan ketakutan, genderang perang dibunyikan".

Meskipun dia tidak secara langsung menyebut China, dia mengatakan negara-negara bebas mengawasi militerisasi isu-isu yang sebelumnya dianggap tidak mungkin menjadi katalisator konflik.

Laporan itu muncul ketika hubungan antara Australia dan mitra dagang terbesarnya, China, telah menurun selama lebih dari setahun setelah pemerintah Perdana Menteri Scott Morrison meminta penyelidik independen untuk memasuki Wuhan, tempat virus corona dimulai, untuk melihat asal-usulnya.

Beijing sejak itu telah melancarkan berbagai pembalasan perdagangan, termasuk tarif yang melumpuhkan pada jelai dan anggur Australia, sambil memblokir pengiriman batu bara. Diplomat top China di Canberra menyalahkan Australia karena memburuknya hubungan, menuduhnya melakukan pemaksaan ekonomi dan provokasi.

Beijing juga mengecam keputusan koalisi yang berkuasa Morrison untuk membatalkan perjanjian antara Inisiatif Sabuk dan Jalan China dan pemerintah negara bagian Victoria.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya