Berita

Foto ilustrasi/Net

Muhammad Najib

Mengenal Kelompok Khawarij Dalam Sejarah Politik Islam

JUMAT, 30 APRIL 2021 | 17:10 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

SECARA historis kelompok Khawarij lahir setelah perang Siffin antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abu Sufyan. Walaupun Ali dan pengikutnya unggul secara militer, akan tetapi dalam diplomasi saat gencatan senjata atau pasca pertempuran, Muawiyah yang keluar sebagai pemenang.

Sementara kelompok pendukung Muawiyah tetap kompak, sebagian pendukung Ali memisahkan diri, kemudian memusuhi Ali dan Muawiyah sekaligus.

Kelompok ini kemudian membentuk dua tim pembunuh secara terpisah, yang masing-masing ditugasi untuk membunuh Ali dan Muawiyah. Tim yang menyasar Ali berhasil, sedangkan yang menyasar Muawiyah gagal.

Kelompok inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan: Khawarij, jamak dari: Kharij, yang berasal dari Bahasa Arab, yang arti harfiahnya adalah mereka yang keluar dari barisan Ali.

Sejak saat itu, kelompok seperti ini selalu muncul dalam dinamika politik sepanjang sejarah ummat Islam, walau dengan nama dan bentuk yang berbeda, termasuk kadar ekstrimitasnya.

Kelompok ini menggunakan surah Al Baqarah ayat 207 dan At Taubah ayat 111, sebagai rujukan spiritualnya. Mereka merasa sebagai golongan yang mengorbankan hidupnya demi mengejar keridhaan Tuhan, dengan slogan: Tidak ada hukum selain hukum Allah. Dengan kata lain, semua hukum yang tidak bersumber dari Al Qur'an atau Hadits dianggap tidak sah.

Idealisme yang berbijak pada  logika sederhana seperti ini, mudah sekali menggoda anak muda yang sedang mencari jati diri dan gandrung kepada kebenaran. Atau masyarakat awam yang kurang ilmu, sehingga mengakibatkannya melihat masalah dan solusinya secara hitam-putih atau simple minded.

Perlu disadari, untuk bisa memahami Al Qur'an maupun Hadits khususnya yang terkait masalah politik (kekuasaan dan negara), diperlukan ilmu tambahan, seperti: minimal ilmu sejarah dan sosiologi. Dengan demikian membaca tafsir saja, apalagi melalui Al Qur'an terjemahan tidaklah cukup.

Kalangan milenial di berbagai negara, termasuk di Indonesia yang saat ini suka menyebut dirinya sebagai kelompok Hijrah, sangat rentan terperosok dan terperangkap menjadi pengikut kelompok Khawarij.

Sepanjang sejarah Islam, kelompok ini seringkali menimbulkan bencana, yang akibatnya harus ditanggung oleh umat Islam secara keseluruhan dalam rentang waktu yang panjang. Karena itu, sebagian besar ulama memberikan cap negatif bahkan ada yang menganggapnya sesat.

Melihat ciri-cirinya, maka kelompok Islamic State of Irak and Syam atau Daulah Islamiyah fi al Iraq wa al Syam (Negara Islam di Irak dan Suriah), yang di Indonesia terkenal dengan akronimnya ISIS sudah masuk kategori Khawarij.

Walaupun secara fisik kelompok yang mengusung sistem Khilafah ini sudah selesai, akan tetapi secara gagasan masih terus dan akan terus hidup dengan berbagai bentuk modifikasi dan adaptasi, sejalan dengan perkembangan situasi.

Semua ini, tentu merupakan bagian dari tantangan para ulama, khususnya mereka yang menekuni ilmu dakwah dan ilmu politik.

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya