Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell/Net
Uni Eropa mengutuk penindasan dan kekerasan yang dilakukan militer Myanmar terhadap aksi unjuk rasa.
Dalam sebuah pernyataan, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, pentingnya akuntabilitas dan kembali ke demokrasi.
Borrell menyoroti tindakan berlebihan militer Myanmar yang telah menembak dan memukuli warga sipil dan pekerja medis yang tak bersenjata. Militer juga menangkap ratusan orang pengunjuk rasa. Belakangan, milier juga melakukan kekerasan terhadap para jurnalis.
"Militer secara paralel telah meningkatkan tindakan kerasnya terhadap media di Myanmar, dengan semakin banyak jurnalis yang ditangkap, ditahan, dan didakwa secara sewenang-wenang," ujar Borell, Rabu (3/3) seperti dikutip dari laman resmi layanan diplomatik Uni Eropa,
EEAS.
Apa yang dilakukan militer terhadap media adalah upaya pembungkaman dan menghapus kebebasan berekspresi, dan itu tidak akan mencegah dunia menyaksikan tindakan militer Myanmar dan keberanian rakyat Myanmar, ujar Borrell.
"Juga tidak akan memberikan legitimasi apa pun atas kudeta tersebut,†kata pejabat itu.
Puluhan orang telah terbunuh di Myanmar ketika militer menggunakan kekuatannya yang tidak seimbang terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta di seluruh negeri.