Proses pengenalan calon menteri baru pada Selasa sore (22/12) di Istana Negara/Net
Perombakan kabinet yang sudah cukup lama ditunggu-tunggu masyarakat akhirnya dilakukan Presiden Joko Widodo. Ada 6 menteri baru dan 5 wakil menteri baru yang dilantik di Istana Negara pada hari ini, Rabu (23/12).
Enam menteri baru itu adalah Yaqut Cholil Khoumas (Menteri Agama), Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan), Tri Rismaharani (Menteri Sosial), Muhammad Lutfi (Menteri Perdagangan), dan Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan).
Meski terkesan membawa angin segar, kehadiran 6 menteri baru di Kabinet Indonesia Maju tersebut dinilai Direktur Indonesia Future Studies, Gde Siriana Yusuf, tak membawa semangat baru.
"Reshuffle tidak membawa spirit baru dalam menghadapi krisis pandemi," ucap Gde Siriana kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (23/12).
Bahkan, menurut Gde Siriana, proses reshuffle justru kental dengan simbol. Mulai dari pemakaian jaket biru dan pemilihan Rabu pon, yang merupakan weton kelahiran Presiden Jokowi, sebagai hari pelantikan.
"Komunikasi reshuffle kepada publik justru mengedepankan simbol mistis, jaket biru dan hari Rabu pon dipilih sebagai hari pelantikan. Tetapi masyarakat tidak pahami itu dan bukan hal prioritas dalam situasi sulit sekarang ini," beber Gde Siriana.
Khusus Menteri Kesehatan, penunjukkan Budi Gunadi Sadikin yang sama sekali tidak berlatar belakang ilmu kesehatan atau kedokteran dinilai makin memperkuat dugaan bahwa penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah lebih memprioritaskan ekonomi.
"Menkes bukan dokter tetapi bankir memperkuat pandangan masyarakat bahwa pendekatan penanganan pandemi memang bisnis atau ekonomi, bukan kesehatan," pungkasnya.