Berita

Suparno Wonokromo/Repro

Publika

Komandan Perang Itu...

KAMIS, 10 DESEMBER 2020 | 10:35 WIB | OLEH: JOKO INTARTO

SAYA kehilangan sahabat baik. Wartawan senior sekaligus teman diskusi. Mas Suparno Wonokromo hari ini meninggal dunia setelah menjalani perawatan kanker pankreas selama tiga Minggu di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Mas Parno jurnalis hebat. Ia yang menurut saya mewarisi sebagian besar ilmu jurnalistik dan bisnis media Pak Dahlan Iskan.

Di bawah kepemimpinannya, Sumatera Ekspres di Palembang menjadi koran terbesar di Sumatera. Dari Sumatera Ekspres lahir lebih dari 150 koran lokal, lebih dari 30 perusahaan percetakan, serta 15 stasiun Tv lokal.

Ekspansinya tidak hanya di Sumatera, tetapi juga merangsek jauh hingga ke Jawa Tengah. Sebut saja koran-koran kelas Kabupaten di Jawa Tengah. Media tersebut menginduk ke Sumeks.

Bila tidak ada pandemi Covid-19, tahun ini harusnya Grup Sumeks menyerbu Jawa Timur untuk bertempur melawan Jawa Pos group. Grup media yang dulu membesarkannya.

Sumatera Ekspres dulu memang pernah menjadi sister company Jawa Pos Group. Rapat evaluasinya bareng-bareng. Tetapi beda kelompok.

Pada periode 1993-1999 saya memimpin koran lokal Mercusuar di Palu, Sulawesi Tengah. Pak Suparno memimpin Semarak, Bengkulu, sebelum berganti nama menjadi Rakyat Bengkulu.

Di Jawa Pos, Mercusuar masuk kelompok C, artinya koran kecil dengan laba di bawah Rp 5 miliar setahun. Semarak juga satu kelompok dengan Mercusuar. Kami pun menginap di kamar yang sama.

Suatu ketika, ada koran di Palembang yang menyerah. Pemiliknya minta bantuan Pak Dahlan. Namanya Sumatera Ekspres. Koran ini kalah bersaing dengan Sriwijaya Post yang bernaung di bawah Kelompok Kompas Gramedia.

Pak Darul Farokhi yang memimpin koran Cendrawasih Post di Jayapura berinisiatif mengambilalih manajemen Sumeks. Meski Sriwijaya Post begitu kuat, Sumeks berhasil bangkit kembali.

Setelah lewat masa krisis, Pak Darul kembali ke Papua. Pak Parno yang menggantikan. Sebagai pimpinan koran yang jaraknya paling dekat dengan Palembang.

Tiba-tiba Pak Parno mendapat durian runtuh. Koran Sriwijaya Post di Palembang mendadak tidak terbit. Ada konflik manajemen di sana.

Koran Sumeks yang dulu dijuluki koran ‘sak becak’ karena oplahnya cukup diangkut dengan becak, berubah menjadi koran 'sak kontainer'. Dari ribuan eksemplar menjadi puluhan ribu eksemplar. Semua pelanggan Sriwijaya Post praktis beralih ke Sumeks.

Ketika Sriwijaya Post terbit lagi beberapa tahun Kemudian, Sumeks sudah terlalu besar. Anak perusahaannya sudah banyak. Menyebar dari Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Saham Sumeks dimiliki PT Wahana Semesta Merdeka (WSM). Pemilik saham WSM adalah Pak Dahlan Iskan, Pak Alwi Hamu (Harian Fajar Makassar), Pak Mahtoem Mastoem (eks Majalah Tempo), dan beberapa orang lagi.

Perusahaan media pertama milik WSM adalah Rakyat Merdeka. Sumatera Ekspres menjadi anak perusahaan berikutnya.

Selain Sumeks, yang menjadi sister company Jawa Pos adalah Guo Ji Re Bao, koran berbahasa Mandarin terbesar di USA. Pusat penerbitannya di Los Angeles. Koran ini di komandani Prof Ted Sioeng, teman sekelas mantan Presiden Amerika Bill Clinton.

Setelah sukses di USA, Guo Ji Re Bao mencoba peruntungan dengan terbit di Jakarta. Saya satu dari tiga ‘orang berkulit cokelat’ yang ditugaskan Pak Dahlan di koran itu selama dua tahun pertama. Saya yang tidak bisa berbahasa Mandarin bertanggung jawab pada pemasaran iklannya.

Selamat jalan sahabat. Semoga Allah mengampuni semua kesalahan dan dosamu. Doa saya mengiring kepergianmu.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya