Setelah kalah dalam pemilu presiden, Donald Trump dikabarkan sempat meminta skenario penyerangan situs nuklir Iran/Net
Presiden Amerika Serikat Donald Trump lagi-lagi menyedot perhatian dunia awal pekan ini. Media The New York Times pada Senin (16/11) mempublikasikan kabar bahwa setelah kalah dalam pemilu presiden, Trump sempat meminta skenario penyerangan situs nuklir Iran.
Meski pada akhirnya skenario semacam itu urung dilaksanakan, namun Iran tidak tinggal diam dengan hal tersebut.
Seorang jurubicara pemerintah Iran, Ali Rabiei menegaskan bahwa Iran akan menghadapi setiap serangan dari Amerika Serikat. '
"Setiap tindakan terhadap bangsa Iran pasti akan menghadapi tanggapan yang menghancurkan," kata Rabiei pada Selasa (17/11), seperti dikabarkan
Reuters.
Sebelumnya,
The New York Times melaporkan bahwa Trump telah bertanya kepada para pembantu dekatnya tentang "pilihan yang tersedia" untuk mengambil tindakan terhadap situs nuklir utama Iran dalam sebuah pertemuan pekan lalu.
Tetapi penasihatnya memperingatkan bahwa langkah seperti itu jika diambil selama minggu-minggu terakhir masa jabatannya dapat meningkat menjadi konflik yang lebih besar.
"Trump bertanya kepada para pembantu keamanan nasionalnya tentang pilihan apa yang tersedia dan bagaimana menanggapinya," begitu kutipan dari laporan surat kabar tersebut.
Laporan itu mengatakan serangan itu kemungkinan akan menargetkan Natanz, inti dari program pengayaan Iran, yang selalu ditegaskan oleh Iran hanya untuk tujuan damai.