Berita

Turki kebanjiran kritik karena hanya laporkan kasus harian Covid-19 Pasien dengan gejala/Net

Dunia

Turki Kebanjiran Kritik, Karena Hanya Laporkan Kasus Covid-19 Dengan Gejala

MINGGU, 04 OKTOBER 2020 | 13:17 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Turki dikritik oleh sejumlah lembaga karena dianggap tidak memberikan laporan Covid-19 yang sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kritik ini muncul setelah pekan lalu, Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan kepada kepada publik bahwa angka Covid-19 harian yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Turki sejak 29 Juli lalu hanya menunjukkan jumlah pasien Covid-19 dengan gejala. Sedangkan pasien Covid-19 tanpa gejala tidak dimasukkan ke dalam data yang dirilis

"Kami berbicara tentang orang dengan gejala. Kami memberikan ini sebagai jumlah pasien harian," ujarnya.

Koca mengatakan, meski pemerintah tidak mengungkapkan kasus tanpa gejala, namun dia menekankan bahwa tim pelacak kontak masih berhasil mengisolasi mereka dan mencegah penyebaran virus.

Menanggapi hal tersebut, pada akhir pekan ini, kantor WHO di Turki mengulangi seruannya untuk melaporkan data Covid-19 yang sejalan dengan pedoman PBB. Hal ini dianggap perlu oleh WHO untuk menyearaskan pengumpulan data dan tindakan respons.

Dalam sebuah pernyataan, WHO di satu sisi memuji Turki atas peningkatan kapasitas pengujian dan upaya pelacakan kontaknya.

"Turki telah mengisolasi semua kasus positif Covid-19, terlepas dari gejalanya," begitu bunyi pernyataan tersebut seperti dikabarkan Al Jazeera.

Namun di sisi lain, WHO juga mendesak negara anggota, termasuk Turki untuk meningkatkan pelaporan dan pengumpulan data.

WHO mendefinisikan kasus yang dikonfirmasi sebagai "orang dengan konfirmasi laboratorium terinfeksi Covid-19, terlepas dari tanda dan gejala klinis".

Kritik juga datang dari Asosiasi Medis Turki (TTB).

"Pasien dan kasus adalah hal yang sama dalam ilmu kedokteran. Jangan bermain-main dengan kesehatan dan pikiran kita," begitu keterangan yang dirilis TTB.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya