Berita

Presiden Venezuela Nicolas Maduro saat menyampaikan pidatonya secara virtual di Sidang Umum PBB/Repro

Dunia

Mengintip 'Sistem Tujuh Per Tujuh', Jurus Jitu Venezuela Jaga Roda Ekonomi Sambil Lindungi Warga Dari Covid-19

RABU, 30 SEPTEMBER 2020 | 12:15 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Venezuela merpakan negara yang berhasil mengatasi pandemik Covid-19 dengan baik meski di tengah blokade Amerika Serikat dan sekutunya.

Setidaknya hal itulah yang digaungkan oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro dalam pidatonya di Sidang Umum PBB beberapa waktu lalu.

"Meski ada blokade ilegal ataupun agresi terhadap pemerintah kami, tidak mengganggu kami dan mencegah kami memenuhi upaya besar, yakni melindungi kehidupan penduduk kami," kata Maduro dalam pidatonya.


Dengan bangga dia mengatakan bahwa Venezuela sejauh in telah berhasil melakukan sekitar 1,9 juta tes Covid-19 gratis di negaranya. Angka itu mewakili rata-rata 62.489 pengujian per satu juta penduduk.

"Kita dapat mengatakan bahwa kita adalah negara Amerika Latin dan Karibia yang paling banyak melakukan tes terhadap rakyatnya. Kami mengatakan ini dengan kerendahan hati dan dengan keinginan untuk selalu membantu negara-negara tetangga," jelas Maduro.

Meski begitu, keberhasilan Venezuela jarang mendapatkan sorotan, terutama dari media Barat.

"Ini merupakan kebenaran Venezuela. Anda tidak akan mendengarnya, Anda tidak akan melihatnya di halaman depan media tradisional, apalagi di jejaring sosial atau di Internet. Blokade juga bersifat komunikatif," sambungnya.

Lebih lanjut Maduro mengatakan bahwa dia berkeinginan untuk berbagi pengalaman sukses yang dilakukan oleh Venezuela dalam menghadapi pandemik Covid-19, untuk membantu di tempat lain di planet ini, seperti yang telah dilakukan oleh China, Kuba, dan Rusia.

"Sistem kami memungkinkan untuk pergi dari rumah ke rumah untuk mencari kasus positif dan untuk menangani kasus yang mencurigakan atau potensial. Kami mengandalkannya, dengan misi medis dan sistem perlindungan otomatis yang disebut Sistem Web Patria, di mana lebih dari 20 juta warga, orang dewasa, dari populasi 30 juta penduduk, terdaftar," ujar Maduro.

"Sistem teritorial ini memungkinkan kami menjangkau semua komunitas di negara kami. Kami memiliki model kami sendiri, dirancang berdasarkan prinsip untuk memprioritaskan kehidupan semua orang secara setara," paparnya.

Menurut Maduro, berkat sistem semacam itu, pihaknya berhasil menggabungkan jarak sosial yang sehat dengan kehidupan produktif di Venezuela untuk menjaga roda perekonomian negara.

"Kami menyebutnya 'Sistem Tujuh Per Tujuh' (Seven by Seven System) dan kami membuatnya tersedia untuk semua negara, dengan kesederhanaan yang menjadi ciri kami," ujarnya.

Maduro lebih lanjut menjelaskan mengenai 'Sistem Tujuh per Tujuh' yang dia maksud.

"Tujuh hari: seminggu berlindung di rumah, karantina dalam, dan tujuh hari, seminggu fleksibilitas ekonomi, luas dan umum, yang menjamin penerapan normalitas baru, hingga kita dapat mengatasi pandemi ini," terangnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pemerintahnya telah bersiap untuk menghadapi tantangan ini bersama dengan warganya. Pasalnya, kata Maduro, warga Venezuela memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi. Hal itu dikombinasikan dengan baik oleh efisiensi sistem kesehatan publik Venezuela.

Menurut Maduro, dengan cara tersebut, Venezuela berhasil mengontrol tanda-tanda pertama pandemi dan mendapatkan waktu untuk meningkatkan semua protokol pencegahan, pengobatan, dan perlindungan bagi warga.

"Venezuela adalah salah satu dari sedikit negara yang menerapkan pengobatan gratis dan berbeda untuk kasus-kasus yang terdeteksi, asimtomatik, simptomatik ringan, simptomatik sedang, dan simptomatik berat," katanya.

"Kebijakan pencegahan dan perhatian kami menyiratkan rawat inap total dari semua kasus positif, bahkan ketika mereka tidak menunjukkan gejala. Ini telah mencegah kami dari ekspansi eksponensial penyakit ini," demikian Maduro.

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya