Berita

Sejumlah warga di Iran mengenakan masker di tepat umum demi menekan potensi penularan virus corona/Net

Dunia

Iran Waswas, 'Gelombang Ketiga' Pandemik Covid-19 Mengintai

SENIN, 28 SEPTEMBER 2020 | 13:56 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Pandemik virus corona atau Covid-19 masih jauh dari kata usai di Iran. Negara tersebut bahkan saat ini masih berada dalam ancaman "gelombang ketiga" pandemik Covid-19.

Sebagian besar dari 32 provinsi di negara tersebut saat ini diklasifikasikan sebagai daerah "merah", yang merupakan skala kode warna yang menunjukkan tingkat keparahan pandemik Covid-19.

Ibukota Teheran menjadi daerah yang paling parah terdampak oleh pandemik Covid-19.

Penghitungan resmi dari pemerintah Iran menunjukkan bahwa ada 195 kematian baru pada akhir pekan kemarin (Minggu, 27/9) akibat Covid-19. Dengan demikian, total ada 25.589 orang di negara tersebut yang tutup usia akibat Covid-19.

Juru bicara kementerian kesehatan Sima Sadat Lari akhir pekan kemarin juga mengumumkan selama briefing Covid-19 harian bahwa ada penambahan 3.362 kasus infeksi Covid-19 kemarin. Dengan demikian, total ada 446.448 orang yang dinyatakan positif Covid-19 di Iran.

Dalam sepekan terakhir, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani telah mengeluarkan peringatan langsung kepada warga agar lebih mematuhi pedoman kesehatan masyarakat.

"Jangan meremehkan corona," kata Khamenei dalam pidato langsung di televisi pekan lalu.

"Solusinya ada di tangan kita sendiri," sambungnya, seraya mengimbau agar masyarakat mengikuti pedoman kesehatan masyarakat, termasuk menjaga jarak sosial, menggunakan masker dan mencuci tangan secara teratur.

Pernyataan Khamenei muncul tidak lama setelah Rouhani mengeluarkan peringatan serupa. Dia menyebut bahwa meningkatnya kasus Covid-19 karena banyak warga yang masih bandel dalam mengikuti pedoman kesehatan.

"Kami perlu berasumsi bahwa ini akan berlangsung sepanjang tahun, dan bahkan tahun depan kami mungkin harus mematuhi semua pedoman kesehatan masyarakat ini," kata Rouhani dalam pertemuan satuan tugas virus corona nasional yang disiarkan televisi pekan lalu.

"Bahkan jika kita memiliki akses ke vaksin, saya yakin kita perlu mempertahankan gaya hidup ini," sambungnya.

Iran tidak tinggal diam dalam menghadpai lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini. Menurut sejumlah pejabat, seperti dikabarkan Al Jazeera pada Senin (28/9), Iran telah bergabung dengan COVAX, yakni sebuah inisiatif global yang bertujuan untuk bekerja sama dengan produsen vaksin guna memberi negara akses yang setara ke vaksin yang aman dan efektif setelah dilisensikan dan disetujui.

Iran juga telah berkomitmen akan membeli 20 juta dosis vaksin yang dibuat oleh perusahaan India yang tidak disebutkan namanya, yang dijalankan oleh seorang pria kelahiran Iran.

Perlu diketahui bahwa Iran mengkonfirmasi kasus pertama Covid-19 pada 19 Februari lalu dengan mengumumkan dua orang tewas di kota suci Syiah Qom di selatan Teheran akibat virus tersebut. Sejak saat itu, jumlah kasus infeksi Covid-19 pun meningkat secara signifikan.

Dalam menangani pandemik yang terjadi, Iran menerapkan langkah-langkah karantina di beberapa bagian negara pada bulan Maret dan April lalu.

Meski begitu, langkah tersebut tidak serta merta membuat penularan Covid-19 menjadi terkendali di Iran. Negara itu justru mengalami gelombang besar infeksi pada pertengahan musim panas lalu. Namun di sisi lain, rawat inap, dan jumlah kematian menurun dalam beberapa pekan terakhir.

Seperti yang juga dilaporkan di negara lain, penularan virus corona kerap berkebang dan mengubah pola infeksi serta demografi. Menurut Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi, virus itu sekarang berkembang menjadi lebih kuat.

"Pada gelombang pertama dan kedua (Covid-19), orang yang tertular virus akan sering tertular di masyarakat dan bukan di keluarga," katanya saat wawancara langsung di televisi pekan lalu.

"Tapi sekarang ("gelombang ketiga") di banyak keluarga di mana satu orang tertular virus, seluruh keluarga terinfeksi," sambungnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya