Berita

Politisi PDIP, Hendrawan Supratikno/Net

Politik

KAMI Tuntut 18 Agustus Sebagai Harlah Pancasila, PDIP: Keppres-nya Dibaca!

SENIN, 07 SEPTEMBER 2020 | 16:36 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Penetapan hari lahir Pancasila menjadi salah satu poin yang diangkat dalam deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat.

Dalam tuntutannya, KAMI Jabar meminta kepada pemerintah pusat untuk menetapkan tanggal 18 Agustus 1945 sebagai hari lahir Pancasila, bukan 1 Juni yang telah ditetapkan pemerintah.

Merespons tuntutan KAMI tersebut, politisi PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno meminta agar masyarakat, terutama aktivis KAMI untuk membaca kembali keputusan presiden (Kepres) yang dikeluarkan pemerintah mengenai penetapan hari lahir Pancasila.


Bagi Hendrawan, penetapan hari lahir Pancasila 1 Juni yang dilakukan Presiden Joko Widodo pada 1 Juni 2016 silam sudah tepat bila merunut sejarah.

“Dibaca Keppres-nya saja. Intinya, kelahiran Pancasila merupakan proses sejarah yang dimulai 1 Juni sampai dengan 18 Agustus,” ujar Hendrawan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (7/9).

Berkenaan dengan pro-kontra yang ada, ia menilai sepanjang bulan Juni hingga Agustus tersebut sepatutnya dirayakan sebagai hari lahir Pancasila.

“Dalam tahapan proses tersebut, peran Bung Karno memang sentral, yakni pidato 1 Juni, (sebagai) Ketua Tim 9, dan Ketua PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Istilah Pancasila dilahirkan 1 Juni dan diulas panjang lebar oleh Bung Karno,” tandasnya.

Di sisi lain, para tokoh yang tergabung dalam KAMI meyakini bahwa hari lahir Pancasila bukanlah 1 Juni, melainkan 18 Agustus 1945. Seperti yang disampaikan deklarator KAMI, Din Syamsuddin saat mendeklarasikan KAMI beberapa waktu lalu.

"Deklarasi pada hari istimewa ini 18 Agustus 2020 mengingatkan kita pada 75 tahun yang lalu ketika UUD 1945 disahkan. Pembukaannya disepakati di dalamnya terdapat Pancasila. Maka kita berpendapat hari lahir Pancasila adalah 18 Agustus 1945," ucap Din Syamsuddin, Selasa (18/8).

Memang diakui, kata Pancasila pertama kali diucapkan Bung Karno pada 1 Juni 1945 di hadapan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Namun saat itu, rumusan sila belum sama seperti yang berlaku saat ini.

Saat itu, Presiden Pertama RI tersebut menawarkan lima sila, yakni Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Perikemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya