Berita

Uni Eropa Diminta melonggarkan aturan soal dokumentasi bahasa terkait vaksin Covid-19/Net

Dunia

Jangan Sampai Distribusi Vaksin Covid-19 Terganjal Bahasa!

RABU, 02 SEPTEMBER 2020 | 15:08 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Pandemik virus corona atau Covid-19 yang saat ini terjadi menyebabkan banyak negara dan perusahaan di dunia berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin Covid-19 secepat dan seakurat mungkin.

Bukan hal yang mudah untuk "ngebut" dalam pengembangan vaksin Covid-19. Karena itulah, jangan sampai ketika vaksin Covid-19 hadir nantinya, proses pendistribusiannya terkendali oleh bahasa.

Hal itu lah yang dikhawatirkan oleh sejumlah produsen pembuat obat terhadap Uni Eropa. Pasalnya, Uni Eropa memberlakukan aturan yang mengharuskan agar obat-obatan yang dijual di negara-negara anggotanya harus menyertakan dokumentasi lengkap dalam 24 bahasa terpisah.

Banyak dari pembuat obat yang khawatir bahwa kendala bahasa bisa menghambat distribusi cepat vaksin Covid-19 di Uni Eropa. Karena itulah mereka mendesak Uni Eropa untuk melonggarakan aturan tersebut.

"Kami membutuhkan persetujuan awal dari otoritas Uni Eropa tentang bahasa yang akan digunakan pada kemasan dan label vaksin Covid-19,” kata kepala urusan regulasi di Vaccines Eropa Michel Stoffel. Dia mewakili pembuat vaksin besar termasuk GlaxoSmithKline, Sanofi dan AstraZeneca.

Dia mengatakan kepada Reuters bahwa industri mendorong regulator Uni Eropa untuk dengan cepat memilih satu bahasa untuk semua 27 negara  untuk pelabelan, pengemasan, dan instruksi tentang kemungkinan vaksin Covid-19 di masa depan.

Komisi Eksekutif Uni Eropa sendiri sudah berjanji pada bulan Juni lalu untuk sementara waktu melunakkan persyaratan bahasa untuk vaksin Covid-19, tetapi belum mengajukan proposal.

Sementara itu, seorang pejabat Uni Eropa mengatakan Brussels sedang mempertimbangkan untuk mencetak informasi dalam bahasa tertentu. Sedangkan versi bahasa lain akan tersedia secara online.

Namun kondisi ini lagi-lagi mengundang kritik dari kelompok konsumen di Uni Eropa. Mereka menilai bahwa mengabaikan bahasa apa pun dari kemasan dapat merugikan pasien, terutama mereka yang kurang mampu mencari detail secara online.

"Mendesaknya mendapatkan vaksin seharusnya tidak menjadi alasan bagi perusahaan untuk mengambil jalan pintas dalam perlindungan konsumen," kata kepala BEUC yang mewakili organisasi konsumen utama Eropa, Monique Goyens.

Uni Eropa sendiri diketahui menerjemahkan semua aturannya ke dalam semua bahasa negara anggota. Sedangkan staf komisi menggunakan bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman sebagai bahasa kerja.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya